iklan

Ulasan Film The Theory of Everything

Ulasan Film The Theory of Everything 


Tak pernah sebelumnya saya menonton film, yang seabsurd, keren, dan sejenius ini. Pada awal-awal nonton saya sedikit bingung, akan terarah kemana cerita ini, lalu perlahan ceritanya menjadi jelas ketika fisikawan pria atheis bernama Stephen Hawking dipertemukan dengan seorang gadis kristiani bernama Jane Wilde, seorang murid bahasa, keduanya memunculkan tanda-tanda bahwa mereka saling menyukai.



Karena tingkah Stephen yang aneh, membuat saya mengira kalau ia anak autis, tapi ternyata lebih parah dari itu. Seharusnya kehidupannya menjadi sangat sempurna kalau ia tak ditimpa penyakit syaraf motorik, salah satu penyakit mematikan yang membatasi pergerakan fungsi-fungsi tubuh, Hawking divonis dokter bahwa kemungkinan ia tak akan bertahan lebih dari dua tahun, lama-kelamaan penyakit ini semakin jelas terlihat.

Tapi itu tak membuat Jane menjauhinya, ia malah semakin mencintai Hawking karena keterbatasannya. Sampai akhirnya mereka menikah, penyakit yang diderita Hawking semakin merajalela, ia semakin kesulitan dalam berbicara, dari yang sebelumnya ia berjalan menggunakan tongkat, sekarang ia harus rela terbaring duduk berjalan di kursi roda. Namun kisah kasih keduanya semakin erat, saat mereka dikaruniai anak laki-laki, bernama Robert lahir pada tahun, 1967. 





Walaupun sebenarnya itu membuat jane kesulitan mengurus keduanya, dua tahun kemudian mereka dikarunia lagi bayi perempuan yang dinamakan Lucy. Kini Jane harus mengurus tiga orang sekaligus membuatnya hampir putus asa menjalani hidup, perlahan rasa cinta Jane memudar karena ia sangat amat kerepotan mengurus ketiganya.

Menjadikan film ini semakin keren saja, karena tokoh Hawking diperankan oleh Eddie Redmayne, yang kita kenal sebagai Newt Scamander, seorang penyihir di film Fantastic Beast And Where to Find Them. Yang kita tahu dalam setiap perannya Eddie selalu tampil maksimal.

Juga dalam film berjudul The Theory of Everything ini,  film bergenre drama yang diangkat dari kisah nyata tokoh fisikawan, Profesor stephen william hawking, (lahir di OxfordBritania Raya8 Januari 1942; umur 76 tahun, seorang pemikir melampaui batas khayalan orang normal pada umumnya, meski terbatasi oleh kelumpuhannya, namun Prof.stephen hawking, tak pernah berpikir untuk mundur dari ambisinya untuk memecahkan teori-teori tentang kehidupan.

Orang-orang semakin mengenalnya atas sumbangsihnya di bidang fisika kuantum, terutama karena teori-teorinya mengenai teori kosmologigravitasi kuantumlubang hitam, dan radiasi Hawking. Salah satu tulisannya adalah A Brief History of Time, yang tercantum dalam daftar bestseller di Sunday Times London selama 237 minggu berturut-turut.


By: FAHRUROJI a.k.a FUAD
(Tulisan Kolaborasi)
Source: Wikipedia
Source pict: Google 

Komentar

  1. Sempat mau nonton film ini tetapi batal. Karena selera, saya ternyata lebih suka thriller dibandingkan drama. Apalagi pada awal-awal, film ini sangat datar (pendapat pribadi). Ulas film terbaru Fik, Coco atau Wonder... seru juga kedua film itu.

    BalasHapus
    Balasan
    1. ini yang ngulsa film bukan saya kang. haha. saya kolaborasi sama orang buat nulis ttg apa ajah. oke sarannya saya terima kang

      Hapus
    2. kalau saya suka segala jenis genre film, tapi itu tergantung juga pada alur ceritanya.
      jangan dilihat datar atau tidaknya, ikuti saja alurnya.
      abaikan yang negatifnya, pelajari yang postitifnya.
      jadikan film ini menjadi pembelajaran :)

      Hapus
  2. www.bolavita.pro agen sabung ayam online dan judi bola online
    Link Alternatif Sabung Ayam S128 :

    www.sabungonline.org
    www.ayamsabungonline.com
    www.sabung-online.com
    www.sabung-online.net
    www.sabung-online.org
    www.onlinesabungayam.net

    Wechat : Bolavita
    WA : 081377055002
    Line : cs_bolavita
    BBM : D1A1E6DF / D8DB1C57 / BOLAVITA

    BalasHapus

Posting Komentar

Terimakasih atas komen dan kunjungannya. Kalau ada kesempatan saya akan BW balik.