iklan

Kopi Dan Rasa






Kegemaran meminum kopi sudah menurun dari semenjak gue dilahirkan ke dunia ini. Adalah dari mereka yaitu kedua orangtua yang memang menjadikan kopi seperti air mineral. Bahkan mereka menciptakan statement untuk mereka ikrarkan; kalau nggak ngopi kepala pusing.  Bagi orang yang normal mungkin pernyataan semacam ini terlalu berlebihan.

Itu hanya sugesti. Mereka bilang.

Memang seperti pepatah Cirebon bilang kalau ‘Normal is boring’.

Lagi pula apa yang normal di dunia ini. Semuanya serba relatif ada pula yang serba paradoks. Pada ngerti kan apa itu paradoks? 

Dari kejauhan sana gue mendengar teriakan “ngerti lah! Obat sakit kepala kan?”..

Panadol.

PANADOL.

Yah memang jangan terlalu normal lah, lihat saja jawaban dari pertanyaan itu (yang gue nanya sendiri jawab juga sendiri) gue udah tahu jawaban orang ketika mereka mencoba untuk keluar dari garis kenormalan. Mereka mencoba menjadi lucu. Nggak ada yang salah. Dan kebenaran sejati hanya milik Sang Mutlak.

Kopi bagi kami sekeluarga seperti peliharaan. Bedanya kopi tak butuh kandang. Kopi butuh air. Kadang kalau yang nggak suka kopi pahit ya tambah gula. Padahal baru-baru ini gue mendengar kabar bahwa gula itu bikin kopi jadi racun. Krimer juga demikian. Mbikin kopi jadi benar-benar berbahaya untuk sekedar diseruput apalagi dikonsumsi.

Untungnya keadaan keluarga gue masih baik-baik saja. Apalagi bapak yang sepertinya mulai hijrah ke teh. Sebuah pilihan yang bijak ketika resep-resep dokter mulai bapak terima, dan berpuluh-puluh obat dari berbagai jenis rutin beliau telan setelah makan. Ritual baru dan kurang membahagiakan tapi mesti disukuri karena beliau masih bisa minum teh dan bisa berkumpul bersama anak istrinya.

Yang minum kopi tinggal gue dan emak. Kakak gue sudah beda tempat kerena sudah berkeluarga, tapi tetap masih suka minum kopi dan ngelus-ngelus ayam Bangkoknya.

Adik gue memang masih belum sreg dengan kopi. Hanya saja belakangan secara perlahan gue mulai memasukan pengaruh kopi pada minuman yang harus dia minum. Padahal kalau dia suka minum kopi prestasinya di sekolah akan melebihi rata-rata. Tanpa kopi saja memang adik gue ini pintar bukan main. Ranking satu itu seperti mainan. Berbeda jauh dengan kakaknya.

Gue juga pintar. Hanya saja butuh waktu untuk membuktikannya. Yah semua orang itu pintar. Hanya saja mereka belum sepenuhnya tersadar bahwa pintar itu butuh waktu untuk orang-orang tertentu.

Karena waktu pula lah gue mulai mengetahui kopi hitam tanpa gula itu enak dan membuat otak gue mengeluarkan zat-zat tertentu untuk menghasilkan fokus. Ide pun sepertinya terus meledak dan pecahan ide lainnya menghasilkan ide lain yang menusuk dinding kreatifitas.

Kurangnya hanya satu. Gue menjadi cepat lapar jika terlalu banyak fokus. Efek berpikir itu bisa dua kali lebih lemas dari keliling lapangan 10 kali. Mungkin bagi beberapa orang 10 kali itu tidak membuat tubuh (apalagi bagian selangkangan) keluar butiran keringat sedikit pun, setiap manusia mempunyai perbedaan, diantanya gue memiliki itu. Apa daya keliling 10 putaran sudah membuat kaki terasa pegal dan engsel-engselnya mulai melemah.

Ketika tulisan ini dibuat pun sebenarnya dalam keadaan lapar, untuk mengatasi itu biskuit bisa jadi penawar. Tapi rasa lapar itu anehnya menghentikan kemalasan. Bukannya berhenti menulis tapi malah sebaliknya. Jemari terus menyentuh keyboard.

Kopi memang luar biasa. Karena barang yang satu itu juga beberapa negara menjadi kaya. Ambil contoh Italy. Yang aneh dari Italy walaupun mereka tidak mempunyai kebun kopi tapi mereka bisa terkenal dan sejahtera karena kopi. Mungkin lebih tepatnya karena mesin kopinya. Sementara Indonesia ini nggak terlalu erat hubungannya dengan kopi. Padahal penghasil kopi ketiga terbesar di dunia.

Mungkin negara kita menganut filosofi orang kaya nggak harus diakui orang lain. Karena pada hakikatnya kaya itu sendiri bukan soal materi tapi soal rasa. Orang indonesia kaya akan rasa. Rasa kasih sayang. Someah. Silah asah, asih jeung asuh. Tresno maring podo menuso.


Menjadi orang Nusantara berarti menjadi manusia penuh rasa. Terutama rasa kasih sayang terhadap manusia lainnya. Para leluhur menciptakan budaya dengan penuh rasa. Mungkin juga sambil mereka menyeruput kopi walau perut terasa lapar.


Gimana teman-teman sekalian suka kopi atau tidak? Apa pengalaman kalian bersama kopi? komen dong.

Jangan lupa follow instagram gue yah >> tofikdwipandu

Komentar

  1. Kalau gua minum kopi pagi hari buat tambah semangat. kedua sebelum nge gym biar pembakaran maksimal. Kopi di indonesia banyak bngt jenisnya, lebih demen yg beli di warung kopi dr pd beli kopi amaerika yg mahal ehh ngak tau nya isinya kopi indonesia juga hahahha

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ya amrik kan kerjaannya ngolah dengan kecanggihan teknologi dan pengerahuan mereka ttg sbuah produk mbak. Jadi ya wajar aja kopi di setarbak juga asalnya kopi indo khususnya kopi aceh.. Hehe

      Hapus
  2. gue pertanya kali minum kopi item di salah satu kedai di jogja, dalam kurun wktu 5 jam, gue bolak balik toilet hampir tiap 30 menit. ini aneh memang, sejak saat itu gue mikir kopi bikin sering pipis wkwk, skrng gue minumnya cappucino vanille si tiap hari. . haqhahqhaq

    BalasHapus
    Balasan
    1. Itu namanya mengeluarkan racun teh, krna kopi item itu anti oksidannya tinggi #infosotoy

      Hapus
  3. Niceee..Btw statment kalau gak ngopi pusing itu bagi gue sendiri kayaknya true lah wkwk

    BalasHapus
  4. Gue langsung salah fokus di bagian ini. "Someah. Silah asah, asih jeung asuh. Tresno maring podo menuso". Sampe baca berkali-kali baca, gak ngerti. HAHA

    Gue sih gak ngopi sehari, seminggu sebulan juga gpp dan gak akan pusing. Hehe
    Gue belum candu, cuma kadang2 aja. :D

    BalasHapus
  5. Setuju deh. Kopi emang obat paling mujarab hahaha. Ngerjain tugas kalau nggak ditemani kopi, pasti leseh dan akhirnya ketiduran wkwk.

    BalasHapus

Posting Komentar

Terimakasih atas komen dan kunjungannya. Kalau ada kesempatan saya akan BW balik.