Belakangan, perlahan tapi pasti gue semakin sadar bahwa ternyata
kopi adalah kebutuhan. Mungkin belum
mendasar tapi sudah mulai menjadi kebiasaan ketika sedang melakukan aktifitas
yang berkaitan dengan kreatifitas, kopi sebaiknya gue sandingkan dengan
laptop dan handphone.
Kok handphone?
Yah, sebelum kopi rasanya handphone lebih dulu gue
perlakukan seperti kebutuhan dasar, bukan untuk ‘memujanya’ tapi untuk
berkomunikasi atau untuk tethering jika internet memang dibutuhkan ketika
mencari ide-ide untuk menulis dan lain-lain.
Kopi ini juga menggantikan rokok – ketika dua
tahun lalu bagaikan kebutuhan deodoran untuk ketek
manusia – bagi gue. Gue
rasa memang manusia di dunia ini harus minum kopi. Alasannya sederhana,
biar nggak gampang marah-marah setiap melihat perbedaan pendapat. Biar nggak
gampang share berita yang belum dia baca dan cari tahu
kebenaran dan keasliannya.
Ternyata
tidak sesederhana itu. Tapi yang jelas sangat berguna. Belum lagi jika
ditinjau secara ilmiah tentang kegunaannya.
Oiyah,
setelah minum kopi apalagi kalau kopinya kopi biji. Hidup terasa tidak membosankan. Banyak
warna. Memang kopi warnanya coklat (ada juga yang hitam) tapi bisa menghasikan
warna lain di dalam kehidupan yang gue jalani.
Pertama kali mengenal kopi biji atau kopi yang ndadak giling itu dari warung kopi mobil
yang nongkrong di komplek stadion Bima. Yah, di Kota Cirebon ada mobil yang
memang khusus untuk warung kopi, dan itu gue rasa satu-satunya di kota Cirebon.
Awalnya gue pengen banget minum secangkir kopi waktu itu. Karena seringnya gue melihat
warung kopi mobil itu, kemudian gue mampir dan mendekatinya. Untuk orang Cirebon
yang mungkin membaca tulisan ini, warung kopi tersebut ada di samping Stadion Bima. Tepatnya di sisi jalan ke arah komplek perumahan.
Gue banyak ngobrol-ngborol dengan abang tukang jualannya.
Orangnya asik, humble.
Mungkin keahlian
berkomunikasi dengan baik pada pelanggan yang dia punya itu
sebagai senjata.
Kalau nggak gitu, ya, ngebosenin.
Harga
kopinya lumayan. Untuk yang nggak
suka minum kopi macam baru giling dan masak
itu.
Mungkin mahal. Abangnya bilang itu kopi biji. Tapi bukan biji yang lain.
Biji kopi.
Asik.
Gue bisa sharing pengalaman gue dan
kopi. Kebetulan gue juga suka kopi dan pengen buka kedai kopi. Tapi
ada satu PR besar.
Masyarakat Cirebon masih awan akan kopi biji.
Sukanya kopi serebuan. Wajar sih. Harus ada edukasi dulu dan kopinya jangan terlalu mahal untuk awal-awal.
Ketika gue mau mempromosikannya di sosial media dan gue tanya
barangkali abangnya juga punya fanbase di facebook, twitter atau instagram. Tapi ternyata nggak punya akun sosmed. Kasihan. Padahal akan lebih baik jika
dia punya akun sosmed apalagi khusus kopinya. Sekalian edukasi masyarakat Cirebon.
Sekarang zaman internet lumayan cepat dan semuanya serba handphone. Blog ajah kalau desainnya nggak ramah untuk pengguna
handphone kemungkinan besar orang tidak akan membaca atau sekedar melihat-lihat
ajah.
Sebuah produk juga sama. Harusnya punya akun sosial media. Kalau
perlu website atau blog. Biar mereka tahu apa sih kopi biji, misalnya. Apa
manfaatnya dan seberapa jauh kopi biji bisa berperan untuk kesehatan manusia.
Itu kan namanya edukasi. Internet mempermudah proses edukasi pada masyarakat.
Apalagi jika kopi itu target marketnya memang menengah ke atas. Mereka udah
punya handphone semua. Lebih jauh mungkin bisa bikin aplikasi.
Kami
ngobrol banyak. Gue juga baru tahu kalau Vietnam Drips
itu ternyata
mesin kopi, bukan kopinya. Ah gue keliatan banget
begonya. Tapi akhirnya gue tahu,
berkat ngborol banyak dengan beliau tentang kopi dan lain-lain. Gue ngobrol
sebentar ajah udah merasa teredukasi kopi dan mesin-mesinnya. Apalagi kalau
obrolan tadi dibikin tulisan kayak begini.
Misalnya ketika gue minum kopi Aceh Gayo. Abangnya cerita tentang kopi Aceh
Gayo, bagaimana cita rasa kopi tersebut dan memaparkan jenis kopi lainnya juga. Sejam
disitu gue merasa dapet materi perkuliahan tentang perkopian. Ruar byasah..
Gue suka semua jenis kopi. Dari daerah mana saja. Mau itu kopi hitam
ataupun kopi susu atau mungkin kopi ala setar bak. Asal jangan kopi sianida.
Tapi untuk menyerap inspirasi dari alam semesta ini, gue sarankan untuk meminum
segelas kopi hitam tanpa gula.
Jika kita bisa menyelami makna kopi hitam secara lebih dalam maka akan muncul sebuah kereatifitas yang sejati di dalam diri manusia. Membuktikan itu tidak terlalu sulit, gue sudah membuktikannya.
Mari
ngopi..
Kalau teman-teman suka kopi?? komen dong.
Follow akun Instagram gue juga yah... tofikdwipandu
Aku sendiri kurang suka kopi, terutama kopi hitam. Tapi bukan berarti gak doyan ya..he
BalasHapusSempat waktu itu beli kopi biji gini, asiknya juga setiap pilih misal kopi ini, dan orangnya cerita gitu asal kopinya gimana. Asik sebenarnya sembari tahu, apalagi penjualnya asik :)
Fix, aku follow IG nya Mas, boleh di follback (@eanjunior_)
Oh ya, di deskripsi instagram ada yang salah tuh, Mas. Untuk alamat blognya itu tertulis "www.toplewrite.com"
Sepertinya kurang huruf "S" itu tople, harusnya toples. Jadi www.topleswrite.com :)
Sudah dibenerin kang... Hehe
HapusKopi hitam tanpa gula itu sehat kang andi.
Kopi... suka banget dah sama minuman satu ini. Aku pengen banget tau banyak soal kopi, tapi sejauh ini masih belum tau apa-apa sih, hehehe. Baca ini jadi inget Filosofi Kopi, sebuah film yang diangkat dari novel tentang makna dari setiap jenis kopi. Wah, jadi pengen ngopi nih, kapan-kapan kalau aku jalan-jalan ke Cirebon ajakin lah ngopi ke tempat mas yang jualan pake mobil itu. Biar aku sekalian belajar tentang kopi juga.
BalasHapusUdah aku follow lo IGnya, follback ya. Aku udah 2x promosi IG di sini, takut dimarahin kalau keseringan xD
Ditunggu kedatangan ke cirebonnya ki.
Hapusgasuka kopi yang pait pait , sukanya kopi yang diwarung ka wkwkwkk . tapi memang sekarang penjualan kopi mulai di suarakan . contohnya kaya di kotaku sekarang sudah mulai banyak kedai kopi dibuka .
BalasHapusngomong ngomong kopi pait, di jogja gue biasanya suka minum kpi di salah satu kedai kopi gitu, kopinya kentel nya minta ampum, harganya cuma 6 rebu, berasa minum ampas kopi doang, tapi bikin nagih entah kenapa, kalo kopi biji gue blm pernah nyoba, tpai skrng lagi doayn kopi yang id jual di mesin kopi di kampsu gue hahah harganay cuma 0.40 euro tp kopinya enak bngt entah kenapa,
BalasHapusWah jogja sbnernya untuk kopi macam kopi biji orang2nya sudah lbih kenal.
HapusSdang studi di luar negri mbak?? Asik yah hehe
Gue masih belum bisa menikmati kopi. Belum nemu titik enaknya dimana. Klo kopi-kopian yg dicampur2 mah masih enak, tapi itu bukan kopi asli. Hehe
BalasHapus