Seorang
ayah atau bapak (gue biasa panggilnya bapak) buat gue adalah seorang ‘nahkoda
kapal’ yang memperjuangkan kapalnya
sampai pada tujuan dan berusaha untuk tidak 'tenggelam' di tengah jalan. Gue
sebagai ‘anak buah kapal’ harus senantiasa menemani dan mendengarkan instruksi
atau nasehat dari beliau agar kapal bisa berjalan dengan baik, dan suatu saat
dia pun juga berharap anak buah kapal ini akan mengemudikan kapalnya sendiri
dengan baik pula bahkan lebih baik darinya.
Mungkin
sampai sini kalian sedang berimajinasi kalau bapak gue atau bapak kalian
sendiri seperti Popeye. Boleh boleh aja, tapi sayangnya bapak gue nggak suka
bayam dia lebih suka tahu Sumedang.
--
“bapak
ini aktif di organisasi kemasyarakatan pik, makanya bapak dulu di Banten banyak
kenalan orang-orang kecamatan, Polsek dan Dandim. Dan bapak dulu juga pernah
jadi wakil ketua ranting kecamatan
sebuah partai.” Kata bapak sambil mengelap mulutnya setelah selesai makan
sambil lesehan.
Itu
adalah jawaban satu pertanyaan dari gue yang awalnya cuman nanyain bapak gue
ini katanya pernah mengantar seorang ulama Qori Internasional yang terkenal
saat itu. Memang jawabannya harus dari awal dulu, berurutan, makanya kita harus
mendengarkan orangtua ngomong sampai utuh, jangan baru ngmong sepotong langsung
disela, apalagi ditinggal.
“makanya
bapak waktu itu dipercaya untuk mencari ulama dan kadang sering menjemput
ulama-ulama untuk pengajian di Banten sana. Karena bapak memang dulunya aktif
dalam pergaulan di masyarakat”
“terus
pak?”
“tujuannya
untuk mencari koneksi sana-sini, khususnya orang-orang 'gedean' di
dinas-dinas dan kemasyarakatan. Listrik di kampung tempat kita tinggal dulu juga itu berkat bapak
yang sering komunikasi dengan orang camat dan kabupaten, kalau nggak gitu
listrik di kampung kita dulu lama gak di pasang-pasang.” Kata bapak. Kali ini
dia duduk di kursi.
Bapak
gue memang banyak dan sering dimintai tolong sama orang-orang desa maupun orang
kecamatan termasuk orang-orang partai. Beliau punya prinsip selagi beliau bisa
dan siapa pun mereka dia akan menolong semampunya, kecuali nolong-nolong yang
negatif. Bapak punya kemampuan untuk menghandle masalah dan memanage orang
dengan baik. Saat itu bapak gue mungkin
bisa dikatakan Local Hero. Halah..
Tapi
karena mayoritas karakter orang-orang di daerah tempat gue tinggal dulu banyak
yang kurang baik dalam hal attitude maka kebaikan bapak cuman dimanfaatkan
oleh sebagain oknum untuk menolong masalah mereka saja. Tapi ketika bapak gue
minta tolong, mereka banyak yang diam. Nggak ada timbal balik.
Walaupun
bapak nggak mengharapkan timbal balik tapi mbok ya kalau dimintain tolong, ya,
mereka juga sepatutnya nolongin. Dan disana juga bapak banyak ‘dizoloimi’,
banyak yang nggak suka dengan bapak padahal dia nggak pernah ngajak ribut
orang. Pernah juga beliau di guna-guna. Serem.
“karena
orang-orangnya banyak yang seperti itu, bapak berhenti dari kegiatan
kemasyarkatan dan bapak juga berhenti dari anggot partai. Karena bapak hanya
dibutuhkan pas lagi ada masalah doang, giliran bapak yang minta tolong, mereka
diam”
Gue
pun cuman manggut-manggut aja, sambil kesel juga.
---
Bapak
emang suka menolong orang, beliau baik, dan cukup ahli dalam menghadapi
masalah, apalagi masalah orang lain. Tapi kadang jadi baik ajah nggak cukup,
kita juga harus pintar biar nggak dimanfaatin orang. Bukannya bapak nggak
pintar tapi beliau kan emang tujuannya nolong orang mana tahu mereka itu datang
pas butuh doang. Makanya beliau memutuskan untuk hijrah dari tempat tinggal
dulu di Banten ke tempat tinggal yang sekarang.
Sekarang
bapak kalau nolong orang juga lihat-lihat dulu. Karena ada banyak orang-orang
yang kalau keenakan ditolong dan berpikir yang nolong itu baik maka mereka pun
memanfaatkan kebaikan yang telah diberikan.
I learn more from my father
experience..
First..
Jadi baik aja nggak cukup, kita juga
harus pintar.
Ya,
gue rasa jadi orang baik itu adalah keharusan setiap manusia termasuk menolong
orang lain, tapi kita juga harus pintar; dalam melihat keadaan dan untuk melihat mana
orang-orang yang harus kita tolong mana yang harus sekedar kita berikan little direction atau sekedar nasehat
aja. Tujuannya jelas, agar kebaikan kita tidak disalahgunakan oleh orang dan
dimanfaatkan orang-orang ‘kampret’.
Than..
Jangan pernah berharap apa-apa dari
kebaikan yang kita buat.
Bapak
gue mungkin terlalu banyak berharap pada kebaikan yang beliau buat, berharap
orang lain juga akan melakukan hal yang sama padanya. Itu sah-sah ajah, karena
kita memang harus saling tolong menolong apalagi dalam hal kebaikan. Tapi nggak
semua orang punya pikiran dan pandangan yang sama tentang tolong-menolong – ada
banyak orang yang cuman ‘tolongin gue dong’ aja. Nggak pernah berpikir untuk
menolong orang lain.
Berharaplah
kebaikan yang kita tanam akan kita nikmati buah manisnya pada kehidupan kita
yang semakin diberkahi dan semakin dirahmati oleh Tuhan. Nggak usah kapok
nolong orang, tetap jadi orang baik dan tetaplah berpikir positif. Kebaikan
yang kita lakukan pada orang lain sebenarnya untuk diri kita sendiri, untuk
kehidupan kita yang lebih bermanfaat dan bermakna.
Semoga bermanfaat, monggo komen di bawah. Jangan dishare kalo nggak bermanfaat.
Sumber gambar: Pexel, Unsplas
aku sendiri pernanh ngalamin tuh, baik sama orang tapi orangnya malah jadi ngelunjak, gatau diri banget
BalasHapusmakanya sekarang suka pilih2 orang buat di baikin
jangan kapok berbuat baik ya mbak kudu pinter milih2 tapi hehe
Hapusterus bersikap baik itu sudah keharusan, tapi juga harus pintar membentengi diri agar tidak dimanfaatkan orang :)
BalasHapusTul..
HapusYang menanam kebaikan, maka akan panen kebaikan pula, sebaliknya yang menanam keburukan, maka ia akan merasakan pahitnya keburukan yang ia kerjakan.
BalasHapus.
Dalam Q.S. al-Isra ayat 7 dijelaskan:
"Jika kamu berbuat baik kepada orang lain sama artinya kamu berbuat baik pada dirimu sendiri, namun jika kamu berbuat jahat kepada orang lain, maka kerugiannya akan kamu rasakan sendiri."
.
Hebat Ayahmu itu, aku kagum. Aku jadi pengen denger banyak cerita dari ayahku juga tapi sayangnya dia udah GA ada :(
Wah gue ga tau kalk ada ayatnya haha kek MUI lu Rul hahaha..
HapusSmoga dia bisa kasih lo nasehat lewat mimpi rul.
Salah ah,
HapusMUI yang kayak gue ..
*yakali
Itu bapak kk iya? Your father is hero.....hehe Tapi sayangnya ada beberapa oknum yg nggk pernah mau membalas budi. istilah tempatku "numpang bangek"
BalasHapusJadi intinya berbuat kebaikan itu nggk selalu dibalas baik juga. Ada yg ngk dibales, bahkan dibales dgn kejahatan. Menurutku org yg suka minta tolong tapi nggk suka menolong mending ngk ush ditolong lagi. Karena cuman dateng pas lagi butuh #pengalamanku
Mungkin kebaikaan yg kita lakukan gak selalu dibalas degn kebaikan krna kita melakukan kebaikan pada orng yg gak ngerti tolong menolong
Hapusoleh karena itu carilah kawan yang bener bener kawan. karena ada pepatah yg mengatakan "kawan palsu datang jika ada maunya"
Hapuswah kalo kawan bahasannya beda lagi tar. mungkin dilain kesemptan gue baakal bahas
HapusSetuju. Berbuat baiklah karena kita memang ingin berbuat baik, jangan mengharapkan ada imbalan atau balasan. Gua sih percaya bahwa kebaikan yang kita tanam, suatu hari pasti akan berbuat manis. Tapi kapan waktunya tiba, itu cuma Tuhan YME yang tahu...
BalasHapusSetuju. Berbuat baiklah karena kita memang ingin berbuat baik, jangan mengharapkan ada imbalan atau balasan. Gua sih percaya bahwa kebaikan yang kita tanam, suatu hari pasti akan berbuat manis. Tapi kapan waktunya tiba, itu cuma Tuhan YME yang tahu...
BalasHapusIya koh kev. Kayak kita nanam tanaman di tanah
HapusIya bener. Yang penting berbuat baik saja. Jangan berharap orang itu membalas kebaikan kita, biarlah Allah yang membalasnya *sokbijaksaya :V
BalasHapusMemang kita juga harus pintar memilih teman. Jangan sampai kita dimanfaatkan saja dan ditinggalkan saat susah. Memang susah cari orang seperti itu, tapi pasti ada kok.
Baik itu enggak cukup, pinter kudu, bijaksana wajib *cakep dah :D
Ah seneng ketemu teh lina again hehe..
HapusEmng teh lina ini harus bijak teh udah umyr soalnya hahahaha kidding
Point paling penting kayak yg ttg jgn berharap apa2 kalau berbuat baik. tapi sygnya kalau udah berbuat baik biasanya berasa lebih deh dari yg lain. Nah itu yg saya salut sama bapakmu fik. beliau seperti punya pergaulan dan bisa menempatkan diri dengan baik
BalasHapusYa namanya juga orang tua Di dia bsa lah handle itu hehe.
HapusKalo bapak gue juga gak suka bayam, sukanya mintain jajanan yang dibawain anaknya hahaha. Eh, jadi ceritanya bapak lo termasuk orang penting nih dikampungnya? Emang manusia kadang suka gitu, maunya enak ditolongin tapi gak mau nolong balik pas dibutuhin. Bener banget kalo baik itu harus pinter, supaya gak dimanfaatin orang buat keperluannya sendiri
BalasHapusWah bapak lu kok gitu yah sam. Hahaha..
HapusBapakmu semacam role model yang bagus dan tepat tuh, Pik buat kehidupanmu di masa yang akan datang. Sering-sering aja tuh sharing segala sesuatunya sama Bapak, nanti dikombinasikan sama ilmu2 yang kamu punya, pengalamanmu yang sekarang, sama kekurangan2 dari Bapakmu, kamu bisa jadi seseorang yang 'sesungguhnya', jadi versi Bapakmu yang lebih baik lagi. Heu. Malah jadi bahas Bapak ya.
BalasHapusMenurutku, memang bener sih waktu kita berbuat baik, seharusnya jangan mengharap imbalan, tapi ada dasar keikhlasan, biar Allah yang membalas. Kelihatannya memang dijahatin terus, tapi yang namanya balasan dari Allh pasti berkali-kali lipat lebih baik dari balasan yang sekedarnya dari sesama makhluk :)
Btw, tulisan di header sama foto postingan kok ngga kebaca di laptopku ya, Pik? Font-nya. Aku cuma bisa baca 'dot com' aja. Itu sebelumnya entah huruf2 apa :(
HapusIya itu emng gambar tulisan sunda kak. Hehe...
HapusBapak emng jadi sumber inspirasi gitu sih. Jadi banyak blajar dari beliau
Cerita yang inspiratif. Iya, ketika kita ingin baik kepada orang, seenggaknya kita harus tahu dulu latar belakang si orang supaya kebaikan kita gak disalahgunakan. Selain itu, diusahakan ketika kita ingin berbuat baik, untuk gak berharap dibalas supaya kita gak sakit hati. Tapi yang pasti, berbuat baik kepada orang yang membutuhkan itu menyenangkan karena itu berarti hidup kita berguna bagi makhluk hidup di sekitar.
BalasHapusItulah emng gunanya kita hidup Gung. Kita harus saling tolong menolong. Hehe
HapusAh, bapak lo keren banget Pik. Bisa jadi sumber inspirasi lo. Jadi motivator pula. Dan gue emang setuju buanget sama poin pertama..baik aja nggaj cukup kita juga harus pintar. Aduh, apalagi kalau tinggal di jakarta ini Pek. Beuhhhh..kita harus jadi orng yg ga baik. I mean kalo kita baik, orng cenderung memanfaatkan pek..jadi kita harus tau mana yag bermanfaat mana yang dimanfaatkan. Ya gitu..
BalasHapusIya mey jadi sumber duit jga hahahahaha...
HapusJakarta keras yah mey.. Hmmm
Berbuat baik memang tidak selamanya berbuah tanda mata, sesekali berbuat baik malah dicaci orang ya harus tetap niat beerbuat baik. Bapak yg bijaksana. :)
BalasHapusWah quotenya om el mantaps.. Hehe
HapusSetuju mas... Jd baik aja g cukup yaa. Apalagi di jaman skr :D. Walopun, kalo kata papaku, biarin aja org2 yg ditolong itu ga berterimakasih, krn yg di Atas nantinya yg akan menolong kita.
BalasHapusBener jg sih.. Tp tetep kalo nolong orang lain aku jg liat orgnya dulu :D. Kalo dasarnya cm mau manfaatin kita, maap yeee :p. Salah org dianya :D
Yg jelas kita harus tetap berbuat baik dan tolong menolong pada sesama mbak Fan
Hapuspostingan yang menarik seperti biasa, bang. Dan benar,kalau kita menolong orang lain, sebenarnya kita sedang menolong diri kita sendiri di masa depan. Karena namanya hidup kita nggak tau kan? Memang benar, orang-orang yang pernah kita bantu itu justru tidak bsia membantu balik.
BalasHapusTetapi ternyata Tuhan memang selalu punya caranya. Kita dapat bantuan dari orang lain yang tidak disangka-sangka. Mungkin bukan kita langsung yang menerima, ettapi keluarga kita yang mendapatkannya. :)
makasih ver.. hehe
Hapusemang Tuhan mah baek banget sama kita, tinggal kitanya ajah yang kudu berpikir positif dengan rencanaNya