iklan

Feedback



Ngobrol dengan orang yang lebih tua memberikan kita sebuah pencerahan, kadang bukan hanya nesehat atau petuah dari mereka saja tapi dari sebuah cerita yang ‘mentah’. Maksud gue cerita yang emang nggak mengandung apa-apa sampai gue sendiri yang mikir apa yang bisa gue ambil dari cerita orang yang sepuh ini.

Gue pernah ngobrol sama pak Nanto, beliau ini pensiunan pegawai Kementrian Pekerjaan Umum, kebetulan dia sedang berkunjung ke tempat gue. Beliau cukup sepuh, mungkin usianya diatas 60 tahunan, atau mungkin lebih. Takut nggak sopan kalau gue nanyain KTP sama beliau.

“gimana pak sehat?” tanya gue sambil menjabat tangan beliau.
“sehat, sehat pik, gimana ada kegiatan apa nih?”
“ya gini-gini ajah pak, gimana pak anak bapak katanya mau kurus bahasa Inggris?
“belum ada kabar pik, dia masih di Jogja.” Pak Nanto jawab sambil mengecek sms yang masuk. “pik saya punya ponakan, dulunya dia ini nggak mau sekolah gara-gara..” Kata-katanya terhenti, hapenye berdering lagi…

“gara-gara apa pak?” tanya gue setelah beliau masukin hapenya.
“gara-gara nilainya jelek. Dia ini kan selalu nilainya bagus. Pas nilainya jelek dia ngambek. Pernah juga dia nggak masuk sekolah gara-gara rankingnya nggak ranking satu. Karena dia ini juara kelas terus. Sekarang dia udah nggak gitu lagi pas masuk SMA.”

Gue bengong..

Ada yah yang kayak begitu. Itulah mungkin efek orang yang nggak pernah ngerasain gagal, hidupnya banyak dihinggapi keberhasilan, tapi ketika gagal sedikit ajah dia udah ngersa hancur banget. Padahal menurut gue ranking dua itu juga udah oke. 

Berkaca pada diri gue sendiri. Gue merasa ada sisi baiknya ketika gue dulu nggak pernah mendapatkan ranking yang bagus. Boro-boro ranking dalam hal nilai mata pelajaran aja gue ini banyak banget gagalnya.. Waktu SMP aja nilai rapot gue jelek banget, bahkan hampir nggak naik kelas.

Parah.


Jujur ajah gue bukan siswa yang pintar. Ketika kuliah pun gue banyak merananya ketimbang bahagia khususnya ketika berurusan dengan nilai dan asmara. Yang asmara di skip aja. 

Untuk urusan nilai gue harus mengulang mata kuliah prasyarat mata kuliah lanjutan. Duduk bersama adik kelas selama beberapa semester pun harus gue lakukan. Itu pula lah yang menjegal gue untuk wisuda bareng teman-teman sekelas.

Tapi, gue banyak mendaptkan pelajaran dari situ. Salah satunya tentang makna kegagalan yang sebenarnya…

Ketika kita menganggap bahwa setiap kegagalan yang kita dapat – untuk  mencapai apa yang kita inginkan – adalah sebuah pertanda bahwa kita harus berhenti berusaha dan selesai begitu saja, lebih baik kita berpikir ulang tentang apa sebenarnya kegagalan itu. Ini bukan pargaraf motivasi ala-ala motivator tapi sebuah penyadaran untuk kita, termasuk gue sendiri.

Bahkan menurut gue kita memang layak untuk gagal, jika kita ingin menjadi orang yang tangguh, orang yang bijak dan menjadi pribadi yang lebih baik.

Ketika mencoba sesuatu yakin untuk berhasil itu sangat bagus tapi kita harus persiapkan diri untuk belajar dari hasil yang tidak sesuai harapan.

Gagal berarti: 
  1. Belajar lagi
  2.  Coba lagi 
  3. Jangan menyerah 
  4. Buat strategi baru 
  5. Terus mencoba


Itu semua diawali oleh persepsi kita tentang kegagalan. Maka dari itu alangkah baiknya jika kita mengubah persepsi kita, reprogramming mindset kita tentang kegagalan. Melihat dari berbagai sisi tentang gagal yang kita dapatkan.

Contohnya kata ‘gagal’ itu sendiri sebenarnya sejajar dengan kata ‘berhasil’. Sebuah antonim. Mereka berdua berdampingan dan sejajar tetapi berbeda makna dan berlawanan arah. Maka lihatlah dari arah yang berlawanan. Maknanya pun jadi beda.

---

Gue pernah membaca sebuah buku yang memberikan sebuah trik untuk segera mengubah kata-kata negatif yang ada di dalam pikiran kita dengan cara menambahkan prase ‘memilih untuk’. Contohnya seperti ini:

Coba katakan kata ‘gagal’ di depan cermin “saya gagal”, “gue gagal”, “aku gagal”, “inyong gaghal”, “isun gagal”, “urang gagal, atau “I’m filed”. (Silahkan gunakan sesuai bahasa daerah masing-masing).

Kemudian…

Coba tambahkan prase “memilih untuk” kedalam kata ‘gagal’ dan ucapkan sebagai kalimat yang utuh. “saya memilih untuk gagal”, “gue memilih untuk gagal”, “aku memilih untuk gagal, “isun memilih untuk gagal” dan seterusnya…

Apa tujuan dari cara ini?

Berdasarkan apa yang gue baca dan yang gue pahami tujuan dari trik atau cara untuk mengganti kalimat-kalimat negatif di dalam pikiran kita tersebut adalah untuk menyadarkan bahwa KITA SENDIRI lah yang MEMILIH UNTUK GAGAL. Dengan begitu kita akan sadar ternyata kita yang memilih bukan karena siapa-siapa, untuk itu daripada kita memilih untuk gagal (atau kata-kata negatif lainnya seperti, galau, sial, bokek dan lain-lain) lebih baik kita MEMILIH UNTUK BERHASIL.


Diharapkan dengan adanya sugesti postif dari diri kita sendiri akan melahirkan tindakan positif juga. Kalau gagal, ya, berarti harus terus mencoba sampai berhasil dan terus belajar sampai berhasil. Jadikan gagal itu feedback dari usaha yang sedang kita lakukan. 


Menurut gue, kegagalan itu bukan hasil tapi proses. Belajarlah dari proses itu.
 
Sekian dulu teman-teman sekalian. Apa yang gue tulis ini semoga bermanfaat. Silahkan komen dibawah, share jika bermanfaat untuk kalian siapa tahu teman atau sodara kalian juga sedang merasakan kegagalan dalam usahanya meraih apa yang dicita-citakan.

Sampai jumpa di postingan selanjutanya..

#700wordadvice

*Feedback = Umpan balik
Sumber gambar:
Google

Komentar

  1. Kena sekali tulisannya bang. Banyak orang yang belum siap dengan kegagalan....

    BalasHapus
    Balasan
    1. seharusnya emang ada plan B untuk hal2 diluar dugaan

      Hapus
  2. Belakangan ini gue sedang merasa gagal.
    dan itu bikin gue down banget.
    tapi akhirnya gue sadar, seharusnya gue ga boleh 'memilih untuk gagal'

    dan sekarang gue mau memulai untuk bangkit lagi,
    walaupun tidak seberapi-api kaya sebelumnya.
    terimakasih pencerahanya ya,
    gue selalu suka baca tulisan yang kaya akan inspirasi :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. sama2 rul semoga lo kembali membara lagi semangatnya haha

      Hapus
  3. mau nangis gue baca ini.....terharu T_T

    dapet motivasi setelah baca ini karena gua dulu beranggapan klo gagal itu iya "gagal" tapi gua sadar yang terpenting dari sebuah kegagalan itu adalah prosesnya. alngkah baiknya jika kita sangat menghargai proses.

    nggk ada kata gagal, tapi yang ada itu "belum menang"
    thanks iya kak tofik ^_^

    BalasHapus
    Balasan
    1. wah jangan nangis tar hahahaha

      semoga lo jadi orang yang tangguh dalam menghadai apapun tar, lo an laki jangan takut gagal. takut lah kalo lo ga bisa nganu

      Hapus
  4. Bermanfaat sekali mas tulisannya.

    Iya, kebanyakan emang gitu. Kalo selama ini dia sukses terus senang terus, sekali nya gagal dia bakal down banget.

    Tapi untuk orang seperti kita yang kebanyakan gagal, kita jadi tau setiap pengorbanan itu ada artinya. Dan seperti yang sule bilang, sukses akan bertahan lama jika dirintis dari bawah.

    http://www.manapfama.com/

    BalasHapus
    Balasan
    1. wah lo idolanya sule yah, jangan ngidolain Jonru yah

      Hapus
  5. Setelah baca postingan bang topik ini, gue jadi nyadar bahwa gue juga salah satu yang sama kaya ponakan bapak itu. Yap, sekalinya kena kegagalan langsung down banget. Saking downnya sempat ngerasain 'depressed' dulu.

    Tapi lambat laun gue juga sadar kalau dikit-dikit gagal dan gue masih aja ngerasa depressed kaya gitu. Yakali hidup gue bakal gue kemanain dah? mimpi gue pegimane? terus harapan-harapan gue bakal gue buang percuma gituh? ah gak, gue gak bisa seperti itu. Nah dari situ gue merubah mindset gue bahwa kegagalan bukan akhir dari segalanya, kegagalan tuh cuma sebutir upil yang melengkapi proses menuju kesuksesan. Akhir kata, gue sekarang selalu percaya setiap kegagalan pasti bisa membawa suatu kesuksesan kalau kita bisa membalik arti dari kegagalan itu sendiri :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. ubah mindset itu dit, lo harus jadi cewe yang luar biasa, jangan mlemem gegara kena gagal doang

      Hapus
  6. ngomongin kegagalan aku sendiri juga pernah mengalami kegagalan mas, gagal wisuda tahun 2016 karena syaratnya belum lengkap yaitu masalah nilai, aku juga sama seperti mas Topik yang harus mengikuti pelajaran bersama adik kelas biar nilainya bisa keluar sebagai syarat untuk sidang skripsi. ya aku tau kalau aku sudah gagal dan gak bisa tepat waktu wisuda bareng teman seangkatan, rasanya sedih tapi aku harus berjuang dan mencoba terus, bisa mencoba dengan cara baru dan strategi baru tentunya, setiap orang kalau belum merasakan gagal kayak hidup ini belum legkap hehehe.

    BalasHapus
    Balasan
    1. wah lo lagi2 sama to nyamain mulu lu ah hahahaha

      semangat to

      Hapus
  7. gue setuju banget waktu lo bilang soal persepsi yang negatif itu, karna kan di dunia ini ada yang namanya law of attraction. lo akan jadi seperti apa yang lo pikirkan kalau kata bob ptorctor mah, tapi jangan lupa juga sih kalo agal harus juga bisa belajar dari kesalahan hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya buener, kalo kita pikir kita gak bisa dan gagal ya itulah yg terjadi

      Hapus
  8. Jadi inget banget waktu gue gagal sidang sampe 2x diwaktu yang memang genting banget, sempet ngerasa "apa gue bego banget ya?" dsb.

    Tapi, pada akhirnya gue berpegang teguh bahwa gur gagal bukan karena gue gak usaha. Tapi karena gue usaha. Kalo gue usaha terus, pasti gagal akan jadi berhasil.

    Sejak itulah, gagal2 yg sebelumnya gue cari celah dan kesalahannya di mana. Gue perbaiki dan Voila!!! Gue berhasil sidang dengan nilai yg memuaskan...

    Thanks sharingnya bg. Sederhana dan mudah dimengerti.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah gue ikut seneng ru lo akhirnya bisa slesai kuliah dan viola jadi bos hidroponik hahaha.. Selamat

      Hapus
  9. Ya, aku harus mulai sering pakai kata positif ah. Sebenernya kata-kata negatif itu nggak sadar sih diucapin. Menunjukkan pesimistis. Cuma yaa.. Sekarang pengen ditata ah mindsetnya. Thanks yaa

    BalasHapus
  10. Sempat down minggu2 karena banyak hal. Tapi aku yakin jika trus mau berusaha. Membara lagi nih baca tulisan mas Topik ini. Semoga bisa terus semangat..

    Terus berbagi dan menginspirasi di toples ini mas (y)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Oke kang Andi. Makasih apresiasinya.. Keep semangats hehe

      Hapus
  11. Kalau aku sih tiap mengalami sesuatu yang orang lain pikir adalah 'gagal' pastinya pertama kali responnya "Yah, gagal lagi." Tapi habis itu aku langsung berpikir bahwa tidak ada hal di dunia ini yang dibuat Tuhan tanpa alasan karena di tiap kejadian pasti ada hal positif. Jadilah aku kadang mengaitkan kegagalanku dengan sesuatu di masa lalu ataupun yang pernah kupikirkan bahkan hal di masa depan, yakin saja pasti ada hal positif setelah itu yang bisa dipetik :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah pelajaran yg sangat berharga buat lo ya ki. Mantap

      Hapus
  12. Sebenarnya mindset kita harus diubah dulu, nggak rangking 1 buakn berarti kita bodoh, nilai ulangan turun bukan berarti kita gagal. Intinya jadi diri sendiri dan tidak terlena, asalkan belajar pasti bisa, karena setiap orang punya kelebihan masing2.

    Moga2 aja kita bisa ambil hikmahnya ya Pik, gagal kan berarti mencoba lagi.

    Kasihan ponakannya bapak itu, harus ngambek segala, duh

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yabegitulah kak mei. Masih ada orang yg memdewakan ranking

      Hapus
  13. sukak sama kata-kata "Bahkan menurut gue kita memang layak untuk gagal, jika kita ingin menjadi orang yang tangguh, orang yang bijak dan menjadi pribadi yang lebih baik."

    gagal itu memang bagian dr proses, sayangnya beberapa orang yg biasanya selalu berhasil ketika mendapat kegagalan rata2 dr mereka biasanya langsung drop dan patah semangat, aku sendiri pernah mengalami itu. tapi pada akhirnya aku sadar kegagalan itu bagian dr proses dan mungkin tanda kalau Tuhan tidak mengijinkan kita di jalan itu. Salam super.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah mbam asih kembali ngeblog hahaha

      Salam super sih, smoga bermanfaat

      Hapus
  14. Baca ini kaya lagi ngeliat proses waktu ditolak ptn beberapa bulan lalu, pokoknya ngerasa gagal banget dan udah ga minat lagi. Tapi untungnya ini ga berjalan lama, aku mikir ga bisa kaya gini terus dan ya jadilah kaya sekarang, terlatih ditolak.

    Semua harus diliat dari pandangan yg berbeda aja. Eh iya, itu tulisan di banner pake aksara Sunda ya? Bagus banget, pelajaran yg aku pelajari di SMA kepake juga pas baca itu hahaha :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalo udah pernah ditolak jangan takut untuk maju. Pelajarin gmna strateginya nad.. Hehe

      Wah km bisa baca tulisan itu kern lah sbgai orang sunda

      Hapus
  15. Setiap orang di dunia ini pasti pernah mengalami kegagalan, tinggal cara kita menanggapi dan berbuat supaya kegagalan tersebut gak terulang kembali.

    Berbicara tentang kegagalan, beberapa waktu lalu gue juga mengalami kegagalan. Tapi, seperti yang udah dijelaskan di blog ini, kita harus bisa mencoba terus sampai berhasip. Bahkan, sampai jatah gagal kita habis dan berganti dengan kesuksesan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Gitu lah gung terus mencoba jangan nyerah pelajari pola suksesnya

      Hapus
  16. Gagal berarti:
    Belajar lagi
    Coba lagi
    Jangan menyerah
    Buat strategi baru
    Terus mencoba

    Setuju sama rumus simple ini. Karena pada dasarnya setiap orang pasti gagal, dan ya setiap orang juga hanya diwajibkan untuk mencoba, bukan untuk berjasil.
    Yang paling penting adalah prosesnya, karena proses tidak mungkin mengkhianati hasil.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah makasih atas apresiasinya om elang.

      Kedepankan proses dan belajar dari stiap kegagalan adalah kunci untuk menuju keberhasilan.. Mantap hehe

      Hapus

Posting Komentar

Terimakasih atas komen dan kunjungannya. Kalau ada kesempatan saya akan BW balik.