Dulu apa yang gue anggap sesuatu
yang sulit, sekarang malah menjadi mudah dan bahkan ada juga yang menjadi
sebuah kebiasaan. Contohnya menulis. Dulu hal ini tidak pernah gue bayangkan
akan menjadi hobi bahkan sebuah kebiasaan. Di kelas, gue jarang nulis
(pakek tangan), dari SD sampai kuliah, buku yang gue bawa isinya lebih banyak
gambar-gambar nggak jelas. Kadang gue gambar mobil, gambar pemandangan, gambar
kartun, gambar cewek sampai gambar-gambar yang 18+.
Di rumah pun juga sering
gambar-gambar, sampai bapak gue bilang “mau jadi apa kamu pik? Kerjaanmu ng’gambar
bae!” dengan nada sewot. Sebagai anak yang teladan, gue nurut. Gue
berhenti menggambar, dan lari ke warung. Melakukan aktifitas baru; ngopi dan
ngerokok. Mungkin kalau gue ngerokok di rumah dan ketahuan sama bapak bakalan diamrahin
juga sama bapak...“mau jadi apa kamu pik? Ngerokok bae! Duit masih dari orang
tua! Gak tau diri!” sambil melotot.
Orangtua memang harus kita hormati, walaupun
memang menyebalkan. Gue menggambar dibilang ‘mau jadi apa’ padahal gue sedang
‘tahu diri’ tahu apa yang mesti gue lakukan terhadap kesenangan dan hobi gue
dan mungkin banyak orang tahu kalau pelukis, ilustrator dan Arsitek itu
kerjaannya menggambar. Dan mereka setahu gue, duitnya banyak. Gue lebih banyak
diam kalau bapak marah-marah. Kabayang kalau waktu itu gue menimpali omongan beliau.
“kamu ini, kerjaannya ngelawan saja
sama orangtua! Mau jadi apa kamu!”
“jadi...”
“jadi apa hah! Ayo ngomong!”
“jadi.. jadi.. jadian sama Nikita Mirzani
pak, eh Nikita Willy”
“lancang kamu yah, berani ngomong
kalau orang tua lagi nasehatin!”
Gue diem
“kamu tahu? Nikita Mirzani itu
idola bapak!! Jangan ikut-ikutan!! Ngerti kamu!”
“aku Nikita Willy pak..”
“sama ajah, itu bapak juga suka!
Jangan ikut-ikutan!”
Ah iya dah..
---
Sekarang gue jarang menggambar.
Bahkan nggak pernah lagi corat-coret kertas buat bikin sketsa atau tulisan
grafity kayak dulu. Gue malah nulis. Nulis secara digital. Karena ternyata menulis
di kertas atau buku
itu menyeramkan. Bagian menyeramkannya adalah ketika
gue nggak bisa baca
tulisan gue sendiri. Serem.
Di Word gue bisa
gonta-ganti font dan tulisannya pun
sangat
jelas.
Awalnya gue ragu gue bisa menulis.
Tapi gue yakin kalau orang mau belajar sesulit apapun bidang yang dipelajari
toh akhirnya bisa juga. Berbekal keyakinan. Dan sekarang gue udah bisa menulis,
tinggal ditingkatin lagi, bahkan ketika gue lama nggak menulis, ada yang kurang
dalam hidup ini. Selain memang kurang cakep.
Artinya semuanya mungkin kalau kita
mau belajar dan terus belajar, apa pun kemampuan yang ingin kita kuasai. Skill
atau kemampuan apa pun yang kita ingin kuasai menurut sangat bisa dipelajari.
“Skill is learnable” – Brian Tracy
Benjamin Bloom seorang peneliti
pendidikan terkenal, meneliti 120 orang
yang berprestasi luar biasa. Mereka terdiri dari berbagai profesi, diantaranya:
pianis konser, pemahat, perenang, pemain tenis tingkat dunia, ahli matematika, hingga
saintis.
Sebagian besar dari mereka masa
kecilnya biasa-biasa ajah nggak ada yang spesial (kecuali martabak) dan mereka tidak
menunjukan bakat yang jelas sebelum mereka memulai latihan secara
sungguh-sungguh. Bahkan, hingga awal masa remaja, kebanyakan biasanya tidak
dapat memprediksi prestasi masa depan mereka berdasarkan kemampuan mereka saat
itu. Pada akhirnya yang benar-benar mengantar mereka menuju puncak adalah
motivasi dan komitmen yang berkelanjutan, dibarengi dengan jaringan pendukung.
“Apa yang dapat dipelajari oleh
siapa pun di dunia ini, dapat dipelajari oleh hampir semua orang, jika mereka
diberi kondisi belajar yang tepat sebelum dan selama pembelajaran” Bloom
menyimpulkan setelah 40 tahun penelitian yang dilakukannya secara intensif
tentang pembelajaran. Hal ini
sudah melalui penelitian dan tentu terbukti nyata.
Di dalam otak kita pun memiliki
sistem yang bernama Neuroplastisitas.
Neuroplastisitas
adalah kemampuan menakjubkan otak kita
untuk
berubah, beradaptasi dan belajar. Otak kita
suka dengan hal-hal baru, dan suka dengan belajar.
The point is: belajar adalah
sebuah keharusan untuk menjadikan
kita luar biasa di dalam bidang yang kita tekuni, bahkan ketika kita baru
memilih untuk menentukan bidang yang kita tekuni, belajar dan terus belajar
akan menjadikan kita bisa, mahir, dan bahkan ahli di bidang pilihan kita.
The end of this post, I have suggestion for the
readers…
Walaupun
saat ini kita (termasuk gue juga)
belum bisa, belum mahir, dan belum ahli di bidang yang
sedang kita tekuni, tetaplah belajar. Belajar menguntungkan kita, nggak ada kerugian yang
didapat ketika kita belajar bahkan kita bisa diuntungkan. Apalagi ketika kita belajar
untuk menjadi pribadi yang lebih baik, balajar dari kesalahan sendiri dan orang
lain
.
.
Belajar terus
menerus juga menjadikan kita orang yang lebih baik, dalam bidang yang kita
tekuni atau di dalam kehidupan kita, gue sudah merasakannya sendiri.
#700wordadvice
Sumber gambar:
Pexels
wah sangat mengispirasi.......hehehe
BalasHapusaku juga lagi menekuni bidang yang ngebikin aku penasaran, contoh blog. ku ingin tau lebih dekat tentang blog. lalu cari pengalaman dari beberapa blogger lain, siapa tau bermanfaat untuk diriku dan orang lain ^_^
makasih tar
Hapusterus ajah tekuni tar semoga lo bisa jadi blogger terkenal dan dapetin duit banyak dari ngeblog
kamu pake karet dua aja kak biar spesial...
BalasHapusHehehe...
Aku suka kata2 mu yang ini kak "Pada akhirnya yang benar-benar mengantar mereka menuju puncak adalah motivasi dan komitmen yang berkelanjutan, dibarengi dengan jaringan pendukung."
pakek cintah aja Sya..
Hapusterimaksih udah suka yah, share kalau bisa mah hehehe
hahahha menginspirasi saya yang lagi males ngapa-ngapain, cuman kebalikan, kalo saya diem aja anak ou saya yang protes. You learn and you learn with every goodbye you learn
BalasHapuswah makasih kak Junita, salam kenal yah..
HapusWaw mas Topik masa kecilnya mirip seperti aku ya, dulu aku sering menghabiskan waktu di kamar buat ngegambar kartun, sampe aku pernah ikut lomba gambar tingkat Desa waktu SD.
BalasHapusNgrokok juga pernah mas, tapi Alhamdulillah udah berhenti.
Sekarang mulai menekuni aktifitas ngeblog yang mengharuskan aku menulis, ya mulai menyenangkan mas, apalagi ketemu orang-orang yang baik dan ngasih ilmunya. Ya pokoknya jangan berhenti belajar.
wah lu mirip2in ajah jangan2 lo suka lagi sama gue hahahaha
Hapussukur kalo lo udah berenti..
terus belajar To
setiap orang tua ingin yang terbaik untuk anaknya, mungkin akan lebih baik orang tua mendukung hobi dan bakat positif dari anaknya.
BalasHapuskurang komunikasi ajah, dan mereka kurang informasi.. lo harus menengahi itu
HapusIya, jadi bingung juga hobi kita ini mau dibawa kemana. Apalagi kalo hobi yg kita tekuni ngga disetujuin orang tua. :(
BalasHapusorang tua nggak setuju karena belum ada duitnya Rip hahahaha
Hapuskalo udah kebukti menghasilkan mah diem aje mereka
standing applause gur Pik sama tulisan lo kali ini. Bukannya gue tersihir oleh komen lo tentang nama gue yang sangat menakjubkan dan membuat semangat gue berletupan di udara karena apa yang lo bilang itu kayaknya gue banget dan bikin gue jadi makin semangat menjalani hidup bersandingan dengan nama Meykke, tapi emang tulisan lo makin hari kayaknya makin ada isinya. Huehehehe..
BalasHapusDan emang manusia itu diciptakan untuk bisa belajar dan beradaptasi. Kayak peribahasan "tak ada gading yang tak retak" temannya peribahasa "if there is a will, there must be a way." tiap tiap manusia yang mau berusaha untuk 'bisa' dalam hal tertentu pasti nantinya juga bisa. Yah begitulah. Hidup memang begitu. Yang penting terus berusaha ajalah kita ya Pik.
Hahaha makasih mey..
HapusKeep fighting!keep trying!
klo punya hobby memang harus di tekuni... seperti saya hobby badminton. dan akhirnya sering ikut turnament2.. dan dapet juara..
BalasHapus