Kamarin malam (7/12/2016) temen kantor,
Sigit, sms gue (yah, kami masih menggunakan sms) “pik saya dimarahin sama mang
Osad” tulisnya. Mang Osad adalah penjaga dan tukang bersih-bersih tempat kita
bersemayam. Kantor tempat kami berkarya memang menempati bekas restoran dan meninggalkan
beberapa ornament dan equipment restoran dan yang paling berharga adalah
artefak kuno yang sangat mahal seperti mang Osad ini. Mahal karena tanpa dia
tempat kami jadi kotor.
“apa katanya?” balas gue. “kemarin kan
saya nabrak bekas kasir dan itu rada geser sedikit, terus mang Osad tau dan
negur saya.”
Pantas mang Osad marah, dan dia berhak
menegur Sigit. Kenapa? Pertama karena memang sigit salah dan mang Osad juga
adalah penjaga dan penanggungjawab tempat, otomatis dia yang bertanggungjawab
penuh atas properti dan barang-barang yang ada di situ kalau ada yang rusak ya
dia yang bertanggungjawab. Kalau ada orang lain macam Sigit bikin rusak ya dia
tegur. Termasuk ketika tempat itu kotor ya dia yang bertanggungjawab atas
kekotoran yang terjadi.. halah bahasanya kekotoran.
Mang Osad memang orangnya rajin, apalagi
dalam hal bersih-bersih dia selalu menyelesaikan tanggungjawabnya. Dia juga
bangun jam tiga pagi kemudian bersih-bersih tempat. Mang Osad memang gokil.
Hanya saja mang Osad ini kadang nyebelin
dan selalu (seakan-akan) seperti orang yang punya tempat. Kadang juga
possessive sama barang-barang yang ada disitu. Dan kalau kami bikin kotor
tempat walaupun sedikit ajah dia bakal manyunin (ala duck face) kita-kita. Karena sikapnya yang
seperti itu dia seolah yang memegang kendali atas semuanya.
----
Siapa pun orangnya di dunia ini, kita
memang harus menyelesaikan tanggungjawab kita terhadap tugas – tugas kantor,
tugas kampus, atau pun tugas kita sebagai manusia – dan terhadap diri pribadi.
Pertengahan 2015, bapak selalu menanyakan
kapan skripsi gue selesai. Kadang kalau keluar pertanyaan itu gue ngerasa risih
dan ngerasa seperti dipojokan. Gue sudah berusaha menjelaskan kalau skripsi gue
akan selesai, hanya butuh proses karena nggak mungkin langsung bisa selesai.
Apalagi gue punya masalah sama mata kuliah semester bawah dan itu menghambat
gue banget.
Gue sudah jelaskan sejelas-jelasnya.
Tapi.. entah mungkin beliau lupa dan akhirnya dia nanya lagi.
“kapan selesainya pik? Wisudanya kapan”
Karena nilai semester bawah, gue
terjegal sidang dan karena itu pula skripsi gue belum selesai dan karena
skripsi belum selesai gue nggak punya kendali penuh atas hidup gue. Mau kemana-mana
rasanya nggak nyaman, selalu inget skripsi dan.. inget bapak. Gue punya
tanggungjawab atas tugas gue sebagai anaknya, yang saat itu tugas gue adalah
skripsi selesai dan lulus.
April 2016, gue wisuda dan nampaknya
bapak dan ibu sangat bahagia. Cukup lama dari pertanyaan ‘kapan skripsi
selesai’ pertama kalinya dari bapak ke gue.
Setelah menyelesaikan tanggungjawab (lulus),
gue ngerasa punya sesuatu yang berbeda: kendali penuh atas hidup gue. Bukan berarti gue nggak mau lagi nurut sama
orangtua tapi gue punya pilihan sendiri yang siap gue ajukan ke orangtua.
Memang secara kasar orangtua udah nggak terlalu berhak mengatur hidup gue
(lagi), mereka bisa mengatur gue hanya pada domain ‘anaknya’ bukan ‘masa
depannya’ dan ‘seluruh kehidupannya’.
Sekali lagi bukannya gue nggak mau nurut
sama mereka, tapi gue juga punya pilihan sendiri. Gue masih sangat butuh
nasehat dan support dari mereka hanya saja gue sudah bisa jalan sendiri
sekarang. Kemana pun gue melangkah nggak
ada rasa keraguan lagi apalagi ketika gue izin ke bapak dan ibu kemudian minta
do’a dari mereka, rasanya, makin mantap saja setiap langkah yang gue ambil.
“Tanggungjawab
= Kendali Penuh”
Ketika mang Osad bersikap seperti
mengendalikan tampat layaknya owner dan bisa mengatur siapa pun disitu (dengan
pengecualian). Kecuali kalau dia ngatur Sigit suruh salto nyampe Gungung
Ciremai, mang Osad belum bisa. Itu karena mang Osad menyelesaikan tanggungjawabnya
secara penuh. Dia bangun pagi dan bersih-bersih, kemudian motongin rumput,
kadang berkebun juga di halaman belakang. Dia menyelesaikan tanggungjawabnya
dan punya kendali penuh atas tempat kami berada.
Gue sendiri, selesai dengan tugas. Bisa
dan berhasil menyelesasikan tanggungjawab. Berhasil menyelesaikan skripsi dan
lulus. Sekarang gue punya kendali penuh atas hidup gue. Orangtua hanya bisa
mensuport, mendo’akan, dan memberi nasehat. Dan mereka mengerti akan hal itu.
Mungkin salah satu penilaian orangtua
terhadap anaknya tentang kedewasaan adalah dengan melihat seberapa banyak dia
(anaknya) menyelesaikan tanggungjawabnya.
Mungkin kita pernah mendengar kata ‘hak’
dan ‘kewajiban’ tapi jarang ada yang mau mengkajinya atau menelaahnya secara
dalam. Menurut gue ketika kita menginginkan hak atas apapun di dalam kehidupan
kita maka selesaikanlah tanggungjawabnya. Misalkan kita Ingin hak atas salary
(gaji.red) kita di perusahaan maka selesaikan tanggungjawab pekerjaan secara
penuh, bisa jadi akan naik nilainya di akhir tahun, tanpa memintanya. Karena
itu hak kita atas tanggungjawab yang kita selesaikan.
Atau misal mahasiswa yang ingin hak
nilai A dan ingin IPKnya tiga koma atau empat. Selesaikan tugas-tugas, penuhi tanggungjawab
sebagai mahasiswa di kampus dan saat di kelas, penuhi kehadiran, aktif dalam
kelas, rajin membaca, selesaikan tanggungjawab kalian. Maka dosen akan
memberikan hak atas tanggungjawab yang telah kalian selesaikan. Termasuk hak
untuk berorganisasi.
Gue dulu belum mengerti hal ini waktu
jadi mahasiswa. Setelah keluar dan beberpa bulan bergaul dengan orang yang ‘luar
biasa’, perlahan-lahan gue mulai paham dan mengerti konsep ini. Gue nggak menyesal tahu ini baru
sekarang, karena gue bisa aplikasikan ini di hal yang lain dalam hidup gue dan
gue juga bisa share pengetahuan ini ke orang lain – mungkin kalian yang membaca
tulisan ini dibalik layar monitor atau layar smartphonenya – dan berharap akan ada banyak manfaat dari pengetahuan yang gue
dapat ini. Gue yakin kalau hidup, ya, begitu dan ini berlaku untuk semua orang.
Selesaikan tanggungjawab kita maka kita berhak atas apa yang kita mau bahkan tak perlu memintanya. -TDP
Tanggungjawab
(Kewajiban + Dilakukan + Diselesaikan) = Hak
Mungkin ini juga bisa jadi CARA untuk siapa
pun yang ingin mempunyai kendali penuh terhadap kehidupannya. Wahai sodaraku
setanah, seangin, seapi dan seair beta, selesaikanlah TANGGUNGJAWABmu maka kamu
akan mempunyai KENDALI PENUH atas kehidupanmu.
By
the way, gue baru saja menyelesaikan tanggungjawab gue sama
Qword untuk memperpanjang domain yang akan habis akhir bulan ini (Qword mana
Qword), gue udah bayar duluan sebelum mereka nagih. Itu artinya akhir bulan
domain gue masih hidup. Ternyata tanggungjawab juga bisa memberikan kita rasa ‘lega’.
Kayak abis buang air..
Bagaimana dengan kalian wahai
teman-temanku di balik monitor atau dibalik layar smartphone, apakah kalian
sudah menyelesaikan tanggungjawab? Atau sedang menuntut hak? Atau masih
inget-inget mantan? Nginget-nginget mantan ajah kerjaanya, dasar lemah..
*blagu*
Silahkan komen di bawah. Jangan cuman
komen doang kalau ada manfaatnya mbok ya di share
biar yang lain tahu. Segitu ajah
dari gue, selamat menunaikan tanggungjawab.
terharu gua ngebacanya bang.......hikz......hikz
BalasHapusmemang klo mau menjadi tenang itu harus menyelesaikan kewajiban dulu, baru kita tunaikan hak. tapi gua KZL, dizaman sekarang ini banyak org yang mau haknya diberi dulu, baru menunaikan kewajiban. klo begitu mereka malah jadi malas mlakukan kewajibannya.
jangan nangis tar, malu ama titit
Hapusiye tanggungjawab lo sebagai siswa selesaikan
Hampir sama kaya prinsip hidup gue.
BalasHapusYaitu " menyelesaikan apa yang telah dimulai"
Pas masa-masa bikin skripsi aku juga mengalami tekanan batin yang susah dielaskan.
Mau kemana mana berasa ada beban.
Kayak ada pocong nempel di pundak, berat !
Tapi pas udah lulus gue bisa plong.
Seakan terlahir kembali.
Dan trauma mau lanjut s2 ��
gak kebayang kalau beneran pocong nempel di pundak lo rul.. kek gantungan kunci tapi sizenya gak nyantai gitu hhaha
Hapussukur lah sekarang lo bisa bikin banyak kreasi di yucub dan instagarem
tanggung jawab adalah intinya... karena setiap perbuatan kita harus semuanya dipertanggung jawabkan...
BalasHapuswah bener mas, tanggungjawab iku sing nomer satu
HapusTanggung jawab, ah baiklah, aku juga sedang berusaha untuk memenuhi tanggung jawabku. Memang bener katamu bang yang berhak atas dirimu ya kamu sendiri. Peran orang tua hanya sebagai penyemangat, pemberi nasihat, mendoakan. Akn lari ke jalur man, ya itu kamu yang berhak menentukan.
BalasHapusOh baiklah itu pertanda aku semakin tua
selamat berjuang wahai perempuan galau.. haha
Hapusbener bang topik. sebagai perempuan, salah satu hal yang harus dilihat pada lelaki adalah tanggung jawabnya (Halah). Bagaimana dia bertanggung jawab pada kuliahnya, pada pekerjaannya, pada orangtuanya, pada dirinya sendiri dan pada komitmen. Halah lagi.
BalasHapusaku juga masih ada beban tanggung jawab kuliah yang belum kelar. lantaran ada satu matkul yang harus ngulang. dan capek ditanya kapan wisuda? bahahaha. Tetapi yah aku sebagai anak, harus tetap bertanggung jawab, apalagi kalau di awal aku sendiri yang minta kuliah. Dan itu gak murah.
haha ini lo mah malah curhat.. bagus bagus..
Hapusya cepetan diselesaiin lah semangat!!!
gue suka tema bacaannya ini. Dan quotenya kena banget fik *MantabJiwa
BalasHapusBut buat jadi orang yang bisa memengang kendali penuh sama hidupnya itu susah bingits. Mungkin karena hasilnya jua worth it jadi agak susah di capai
makasih Di,, salah jempol mantab jiwa
HapusTanggung jawab memang hal yang utama. Kalau sudah berani memulai ya harus mengontrolnya atau diakhiri bila diperlukan. Jangan hanya menuntut hak kalau tanggung jawab aja belum bisa dipenuhi.
BalasHapusSengsara apapun suatu masalah, aku pasti tanggung jawab sebisa mungkin apa yang telah aku mulai, walaupun itu meninggalkan suatu goresan.
nah itu kalau udah bikin ya selesaikan doang. tanggungjawab dong.. gitu kang fery
HapusGue suka dah sama kata-kata ini:
BalasHapus"Selesaikan tanggungjawab kita maka kita berhak atas apa yang kita mau bahkan tak perlu memintanya."
Ternyata bener ya, semakin kita dewasa tanggung jawabnya makin besar. Tema-nya pas banget buat mengawali tahun ini. Memotivasi banget dah, Bang!
Btw, gue juga lagi nyelesain tanggung jawab gue di dunia kerja nih juga tanggung jawab buat menceklis resolusi gue tahun ini... hehehe
mari kita selesaikan tanggungjawab kita kak Er hehe
Hapusmungkin mang osad bakal dimarahin sama orang yang udah ngasih kepercayaan dia buat jaga tempat itu makanya rada posesif. Sama kayak tukang bersih2 di sekolah kan, kalo murid2 masih belum pulang dan ngotorin kelas, pasti ngamuk2 dah :))
BalasHapustanggung jawab sih poin utama hidup ini. Kalo apa2 dilakuin dengan tanggung jawab, pasti gak bakal ada rasa sesal. nice post, pik!
yap, itulah idup yog isinya tanggungjawab. termasuk tanggungjawab kita sama Tuahan juga
HapusYang paling gue rasakan dari tulisan ini adalah ketika orang tua menanyakan kapan skripsi selesai dan terkadang emang mengganggu juga pertanyaan dari mereka. Tapi, karena gue juga masih hidup dari "keringat" mereka, jadi gue merasa ya itu udah konsekuensi dan gue harus segera selesaikan dari sekarang karena itu adalah tanggung jawab yang harus gue laksanakan.
BalasHapusiyah Gung itu adalah tugas kita walaupun kitanya ngerasa risih kalau ditanyain mulu haha
HapusWah, iya juga ya. Tapi, apalah gue yang masih SMA ini, uang jajan masih dikasih oleh orang tuanya, belum bisa full control terhadap diri sendiri :(
BalasHapusMungkin yang dikatakan di atas benar, jika tanggung jawab udah selesai maka kita akan mendapatkan hak. :))
Tanggungjawab (Kewajiban + Dilakukan + Diselesaikan) = Hak
Gue sebagai siswa, tanggung jawabnya buat ngerjain tugas, dan jika udah selesai dan benar semua, maka hak saya dapat nilai bagus. :D Eaaa. :p
walaupun lo masih SMA Dik lo bisa bikin orang tua lo bangga dengan menyelesaikan semua tanggungjawab lo sebagai pelajar
HapusMang osad Tegas abis. meskipun bukan owner, kendali penuh dan tanggung jawab di ekspresikan secara tidak tanggung2, hahaha. sungguh peninggalan yang berharga. Sosok leadershipnya ada... boleh juga rumus tanggung jawabnya, bro.
BalasHapusiya mang osad adalah sosok yang luar biasa dan sekarang dia udah pulkam jadi sepi tempat gue ini hehe
Hapuswah soal pertanyaan kapan skripsi , ini yang ditanyakan ibuku Desember kemaren masm solnya aku juga ada masalah nilai di semester bawah, mau tanya caranya mengatasi gimna mas? teman seangkatan udah banyak yyang lulus soalnya.
BalasHapusmang Osad emang tegas mas karena beliau yang harus bertanggungjawab atas tugasnya, kalau ada g melaukan kesalahan ya wajib diperingatkan lah.
semangat bung Santo untuk Skripisnya selesaikanlah kasin ibumu kasih dia kebahagiaan
HapusBOOM! Persis sama banget sama yang gue alami. Ya, seperti kebanyakan orang dan mahasiswa lainnya. Pasti klo udah ngomongin skripsi itu risih banget. terlebih orang tua kita. bener kata lo, hidup kita selalu kepikiran yang namanya skripsi dan skripsi. Ibarat otak yang begitu hebat ini hanya diisi dengan skripsi. HAHA
BalasHapusSemua berubah 180 derajat saat wisuda dan tekanan kembali datang saat menjadi pengangguran. wkwkwkw... Tetp tekanan itu pasti ada, Agar kita tumbuh menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Huahuhauaha *Gue sok banget komennya. :D
lo kayak yanglek Ki bom bom an gitu haha
Hapuspengangguran itu istilah ajah Ki bikn enjoy ajah
suka banget yg bagian, setelah lulus saatnya kita 'mengajukan' keinginan pada orang tua, bukan 'nurutin' orang tua lagi. cuma kalo jd anak cewe susah bgt elah :( dikit2 gaboleh, padahal gw dah bukan lagi anak sekolahan, dan gw ngerti 'bebas yang bertanggung jawab' itu kayak apa. sering banget marah2 gara2 orang tua terlalu 'over', tapi yaudah coba jelasin dan akhirnya dikit2 melunak :D
BalasHapuskeren, bayar tagihan sebelom ditagih :D patut dicontoh hwhwhw
nice artikel kak , saya belum skripsi baru mau bikin Penelitian Ilmiah tp masih bingung :(.
BalasHapusttp link jg ya kalo butuh info wisata bisa liat disini Pariwisata
Tapi susah sih bertanggungjawab, namun meski dijalani deh baru deh nuntut hak hahahhaa
BalasHapusNanti kalau kewajiban sudah berjalan baik insyaallah lega.
Cie anak Qwords, aku juga pakai jasanya udah perpanjang pula hihihi
Kok gue baca mang osad jadi mang osas ya, astaga khayalanku absurd amat ya.
BalasHapusYa bang, bner banget ya, itu lah namanya hidup. Harus ada tanggung jawab. Apalagi anak cowok bang, banyak banget tanggung jawabnya, gak nyampe selesai skripsi doang, setelah itu juga banyak pertanggung jawaban lain yang menanti kita.
Nice banget lah ini :)
Konsepnya pada dasarnya simple. Tanggung jawab, dan kendali atas diri. Memang sih jadi, ketika kita telah menyelesaikan apa yang sudah menjadi tanggung jawab kita, maka dengan sendirinya Hak kita pun akan terpenuhi.
BalasHapusNice artikel.