Sakit itu memang nggak enak yang enak itu dicium Raisa. Kemarin gue dilanda sakit, makanya blog
agak nggak keurus dan gue hutang BW sama temen-temen. Dan di saat sakit kayak
gitu gue pengen ada yang ngucapin ‘cepet sembuh’ walaupun gue tahu ucapan
semacam itu nggak bisa jadi obat analgesik. Tapi senggaknya itu bisa bikin gue
‘gimana gitu’ (emang gimana?). Dan ketika gue berfikir hal-hal ngenes yang
jomblo alami ketika sakit, mas Reza (senior gue) nelepon gue.
“haloo… fik, kamu dimana? Saya udah mau
nyampe kantor mau meeting sama pak Adi nanti siang. Bentar lagi nyampe nih”
“iya mas, halo. Saya nggak bisa ke
kantor mas. Kepala pusing badan juga panas”
“apa nanas? Enak dong..”
“panas!”
“wah? Kamu sakit??” tanyanya heran.
“iya mas”
Terdengar ramai suara orang bercengkrama
dibalik telepon. Gue yakin dia masih di mobil angkutan umum. “kalau gitu cepet sembuh fik.”
“oke..”
Gue terharu. Walaupun bukan cewek yang
ngucapin senggaknya ada orang yang perduli. Setelah nelepon mas Reza ngasih
tahu gue lewat sms, suruh beli paracetamol 500 mg. Dia tahu banget soal
obat-obatan karena asistennya dokter, mungkin dia juga tahu obat kesendirian.
Halah.
Gue nggak percaya gue bisa sakit.
Setelah sekian lama nggak pernah sakit akhirnya gue tumbang juga. Kepala terasa
berat, kayak dipukul-pukul, dan kayak ada sesuatu di kepala gue (emang ada,
otak lu pik!). Setelah kepala pusing batuk dan demam menyusul. Mungkin gara-garanya gue terus-terusan begadang, kurang tidur,
kurang istirahat dan kurang rekreasi. Yah, kalau di rumah terus emang nggak
enak. Harus jalan-jalan, minimal keliling komplek.
Mungkin bukan cuman gara-gara kebanyakan
begadang dan kurang istirahat ajah, tapi juga banyak yang gue pikirin. Setelah
lulus kuliah banyak yang harus gue lakukan, dan banyak juga mimpi-mimpi yang
harus gue wujudkan. Disamping itu gue juga harus mikirin gimana caranya
mimpi-mimpi gue bisa terwujudkan. Karena banyaknya hal yang gue pikirin
ditambah fisik gue yang kurang fit timbulah gejala-gejala demam. Then.. gue
terkapar di tempat tidur.
---
Mas Reza yang ngucapin ‘cepet sembuh’ ke
gue adalah orang yang baru gue kenal, kita berdua bertemu enam bulan yang lalu.
Gue merasa selama ini ketika gue kenal dengan orang-orang baru di kehidupan
gue. Diantara mereka ada banyak yang bisa gue pelajari dan gue ambil. Membuka
pikiran dan wawasan; tentang kehidupan, tentang cita-cita, tentang wanita,
tentang agama dan tentang sesama umat manusia. Dan yang paling berkesan adalah
ketika gue tahu ternyata dream atau mimpi-mimpi kita bisa dicapai dengan kekuatan pikiran kita –
keyakinan diri kita akan menggapai
mimpi-mimpi – sungguh luar biasa. Gue percaya, karena udah ada contohnya.
Dulu, gue pengen banget main sama orang-orang
besar yang punya pengaruh atau punya sesuatu yang nggak gue punya, entah itu
pengalaman yang luar biasa ataupun kesuksesannya. Biar gue bisa belajar dari
mereka. Apalagi beberapa tahun belakangan, gue kayak orang baru menggunakan
otaknya dengn baik – dulunya jarang dipakek – haus banget akan pengetahuan. Gue
kayak anak kecil; pengen tahu bulat banget. Bisa dibilang kepoisme yang sedang
melanda ini kepo yang membawa manfaat. Bukan membawa kesedihan apalagi
kegalauan, seperti kepo mantan udah punya pacar apa belum. Basi.
Dan sekarang gue sedang berada pada
jalur itu. Gue kenal dengan direktur Rumah Sakit, bahkan kemarin gue lulus
ujian skrispi gue dibayarin beliau makan. Orangnya baik, humble, dan
jejaringnya luas banget. Saking luasnya hampir semua pejabat di wilayah tiga
Cirebon dia tahu dan kenal. Dan karena beliau dokter, otomatis kenalan
dokternya banyak banget. Asli, gue beruntung bisa bertemu dengan beliau.
Namanya dokter Asad. Beliau adalah salah
satu orang yang menjadikan gue percaya kalau mimpi itu bisa dicapai dengan
kekuatan pikiran kita. Jabatan yang dia jabat sekarang di Rumah Sakit adalah
jabatan kepercayaan teman-temannya terhadap beliau karena kebaikan dan kejujurannya. Dulu
rumah sakit itu sebelum didirikan dan sebelum menjadi bangunan berbentuk fisik
ternyata sudah lama terbangun di dalam pikiran dokter jauh-jauh hari.
Yah, dia mempunyai mimpi untuk membuat
rumah sakit sendiri dengan berisi dokter-dokter muslim kenalan beliau dan
teman-teman dekat beliau. Mimpi itu tampaknya mustahil jika dibandingkan dengan
milyaran bahkan triliunan dana untuk membangun rumah sakit. Nggak ada kata
mustahil selama mimpi itu selalu dirawat dan dijaga semangatnya. Seperti yang
dokter Asad lakukan. Dia terus menjaga mimpinya dan terus merawatnya. Bukan
hanya itu saja, beliau juga mengkomunikasikanya dengan teman-teman sesama dokter
yang mempunyai misi yang sama, mempunyai ketertarikan yang sama dan punya
energy yang sama.
Dokter Asad telah berhasil menjadi magnet. Dia tidak perlu lagi
bingung mencari mana yang tidak bisa menyatu dengannya – baik itu ide, gagasan
dan energy (semangat) – dia sudah menjadi magnet, yang akan menempel tentu
dengan kualifikasi sebagai sesama magnet dan segala yang berbahan besi. Semesta
akan menyeleksi. Orang-orang yang tidak sejalan dengan beliau seperti teman
sejawat beliau yang tidak percaya, bahwa dia bisa mempunyai rumah sakit sendiri
tidak akan bisa menempel. Tapi, ketidakpercayaan itu dipatahkannya dengan bangunan
berwarna ungu bernama Rumah Sakit Permata Cirebon yang sekarang berdiri.
Gue banyak belajar dari beliau. Selain tekadnya
yang kuat, keperdulian sosialnya keren banget. Dia selalu mikir apa yang bisa
dia buat dan lakukan untuk orang lain, dan bisa membantu orang banyak. Luar biasa dokter
yang satu ini.
Dan kemarin setelah batuk dan panas gue
yang sudah agak mendingan gue disuruh keruangannya di rumah sakit. Suruh bawa
dokumen.
“asalmualaikum… dok saya udah di lobi”
“ooh.. masuk ajah pik ke ruangan saya”
“oke dok” telepon gue matiin. *cek
pulsa* …. *aman* #fakirpulsa
Gue pun masuk ke ruangan yang berada di
lantai empat.
“asalamualaikuum, dok”
“masuk pik, duduk”
“ini dok dokumennya” gue mengeluarkan
map berwaran pink “ini dok tadi ada yang ngasih amplop lamaran ke kantor”
lanjut gue sambil ngasihiin amplop pelamar kerja.
“pik nanti, ini tolong kasiin obat ke
Fadel di rumah, sama beli obat ke Kimia Farma yah” gue manggut lalu beliau ngasih gue resep.
“emm.. dok kalau obat batuk kering,
obatanya apa ya dok?”
“ini ajah nih, obatnya Fadel ambil lima.
Atau bisa juga beli OBH. Di apotek”
Gue pun pamit dan langsung beli obat. Buat
anaknya dokter dan tentu untuk gue juga.
Enak juga punya atasan dokter gumam gue
sambil jalan keluar rumah sakit.
----
"To create the life of your dreams, the time has come for you to love You. Focus on Your joy. Do all the things that make You feel good. Love You, inside and out. Everything will change in your life, when you change the inside of you. Allow the Universe to give you every good thing you deserve, by being a magnet to them all. To be a magnet for every single thing you deserve, you must be a magnet." - Rhonda Byrne
Dokter Asad? Kayak pernah dengar. Emang km kerja di rumah sakit mana? soalnya saya juga gawe di rumah sakit.
BalasHapussorry saya baca skip. malah kelewtan infonya
HapusGet well soon, Kak :D Semoga segara sembuh dan kembali ngblog :)
BalasHapusPaling bener tuh bagian yg soal seleksi alam. Siapa yg gak satu visi misi bakal gak bisa ngejaga bahkan realisasiin mimpinya. Eh lama deh kayaknya gue gak ke sini haha
BalasHapusGWS ya bang, cepet sembuh :D
BalasHapusWah, jadi tergugah buat bisa kayak Dokter Asad. Emang bener, semustahil apapun mimpi kita, kalau mau terwujud kita harus berjuang buat ngedapetinnya. Karena orang-orang sukses di luar sana sudah terjatuh dan tenggelam dalam kegagalan melebihi orang-orang biasa, dan mereka berhasil berenang naik ke permukaan dan terus berenang sampai menuju kesuksesan :)
Tambah umur, merubah pola pikir juga kan. Dan waktu akan terasa berjalan lebih cepat, atau mungkin sehari 24 jam akan terasa kurang. Soalnya otak akan sering kepake, beda kayak dulu yang gak pernah kepake. Hahahaha....
BalasHapusIni the power of dreams apa the power of lagi sakit? :D
BalasHapusCepet sembuh ya.. haha
BalasHapusEnak ah punya kenalan orang besar, kita bisa belajar banyak darinya.
Ngomong-ngomong itu kenapa mapnya gak kepikiran diganti, kenapa mesti pink. Haha
btw ompik, cepet sembuh ye :3
BalasHapusitu dokter enak amat ngasi opsi, dokter terkenal pula , btw jangan jangan tu obat sudah siapin kali yak :v/
Pik... cepet sembuh ya... hehe
BalasHapusEmang lo kerja di rumah sakit pik? Atau jadi dokternya?
Ya, gue juga percaya sama kata2 lo tadi. Percaya sama mimpi dengan syarat tekad yang kuat dan menjaga semangat itu.
Gue dan lo masih punya banyak impian yang belum terwujud. Mari... kita wujudkan mimpi kita dengan tekad yang keras. Aamiin... :)))
kadang bukan hanya obat saja yang membantu untuk sembuh, tapi kata ortu gue, keyakinan dan semangatlah yang membuat seseorang untuk terus beridiri tegak.
BalasHapusGWS Broo...
Semoga cepat sembuh ya bang Topik :)
BalasHapusApaan yang enak itu dicium Raisa, Raisanya yang gak enak nyium abang..
Sesakti-saktinya manusia juga bisa tumbang, apa lagi gaya hidupnya bang Topik suka begadang. Entar kalo sudah sembuh jangan begadang lagi bang. Jadi magnet itu enak, tapi proses untuk menjadikan magnet itu menarik orang banyak yang nggak gampang.