Aroma
fajar perlahan sudah menyebar ke seluruh penjuru tempat. Termasuk di sekitar
Stadion Bima Kota Cirebon. Untuk lebih dekat melihat sekaligus mencium aromanya
yang kasat mata, gue langsung mencuci muka dan memakai sepatu. Jogging sepertinya enak batin gue. Di
belakang kantor tempat biasa gue menetap ada semacam lintasan jogging, dulunya
bekas trek-terkean anak motor – sekarang sudah rapih semenjak tempo hari
Gubernur datang mengunjungi komplek Stadion Bima.
Pepohonan
tinggi nan kokoh juga lebat dedaunananya berjajar rapih sepanjang jogging track. Mungkin mereka bahagia
semenjak anak muda yang suka trek-trekan itu berhenti. Maka, kemudian efeknya
tumbuhan di sekitar menjadi lebih subur dari sebelumnya. Meskipun belum ada penelitian
ilmiah akan pengaruh suara bising kenalpot terhadap kesuburan tanaman tapi gue
mencoba meyakinkan diri sendiri kalau asumsi gue ini benar adanya. Karena kalau
dipikir-pikir manusia saja ketika mendengar yang bising-bising sangat amat
terganggu kecuali yang bikin kebisingannya itu sendiri. Ini apalagi pohon. Toh sama-sama
mahluk ciptaan Tuhan.
Karena
pepohonan itu merupakan mahluk ciptaan Tuhan, gue pun mencoba mengormatinya
untuk tidak membuat kegaduhan dengan membuat suara bising dari sepatu yang gue
pakai, ketika gue berlari. Itulah alasan kenapa gue berjalan pelan. Tidak membuat
suara, kecuali ketika meludah. Soalnya kalau gue ngeludah suaranya mirip Danny
Worsnop sedang melantunkan tembang Final Episode. Banyak orang yang mungkin
nggak tahu kalau jogging itu
sebenarnya nggak melulu lari-lari, jalan pun merupakan bagain dari jogging. Waktu konfrensi jogging sedunia, gue hadir untuk
menyampaikan pendapat ini, tapi kurangajar-nya nggak ditulis sama notulen jadi
nggak dimasukin ke materi perjogingan.
Setengah
jam lebih, gue jalan-jalan dan sesekali lari, lalu kemudian jalan lagi. Dan
setelah jalan gue pikir jogging ini
harus segera selesai. Cape. Matahari sudah muncul. Sinar terangnya membikin
orang yang jogging di area jogging track itu mengangkat tangannya
untuk sekedar menutupi bagian mata. mungkin silau, atau bisa jadi dia malu sama
matahari karena dia belum mandi.
Sehabis
jogging, gue istirahat sebentar untuk
membiarkan keringat yang keluar terserap baik oleh baju. Setelahnya, gue pun
mandi. Siraman air ketika terkena bagian ketek sungguh adem nyes. Proses membersihkan badan dari
keringat yang menempel berlangsung dengan khidmat. Baju sudah disiapkan. Baju
putih, dasi, jas hitam, celana hitam dan sepatu pantofel hitam siap gue kenakan.
Sebelum gue pakek baju-baju formal itu gue oles dulu roll on anti bau ketek. Yah, daripada nanti menimbulkan aroma yang
kurang sedap, membuat lingkungan tercemar. Lebih baik, gue menghindari berurusan
dengan WALHI karena perihal mencemari lingkungan dengan ketek yang semerbak
baunya.
“mau
kamana pik?” mas Dadi menanyakan hal yang sudah dia tahu sebelumnya. Seperti
biasa, jika ada dari kami bertiga (mas Dadi, mas Reza dan gue) masih pagi udah
rapih banget pasti ditanya ‘mau kemana?’ karena di pagi hari kami bertiga
biasanya, ya, masih koloran.
“mau
ngamen mas…” jawab gue bête.
“hahahaha”
dia tertawa puas, mas Reza yang duduk di sofa hanya senyum-senyum sambil mainan
hape.
Sialan, dia ketawa puas.
Masih pagi gue udah beramal dengan membuat orang tertawa akan pakaian rapih
yang gue kenakan.
Rambut,
gue sisir dengan mantap. Sampai klimis dan shiny
banget. Mungkin ketika pancaran sinar matahari kena rambut gue, sinarnya akan
memantul. Dan rambut gue pun bisa jadi penyebab global warming. Kalau udah gitu jangan salahin gue, salahin yang
bikin minyak rambut. Bukannya gue lari dari masalah atau berkesan nggak mau
disalahin, tapi karena adanya minyak rambut, ya, gue pakek. Ada minyak rambut
maka gue pakek, kalau nggak ada, nggak bakal gue pakek. Sederhana. Begitu juga
ketika roll on penangkal bau ketek
itu nggak ada. Gue bisa apa kalau ketek gue bau.
Lama-lama
gue berdebat dengan diri sendiri. karena produk-produk yang gue pakek – dari
obat ketek sampai minyak rambut – semuanya adalah kebutuhan. Dan sialnya yang
bikin produk tersebut berhasil membuat gue jadi ketergantungan. Hidup ini
memang serba ketergantungan. Kayak cowok yang bergantung sama cewek. Begitu
juga sebaliknya. Sama halnya dengan kuliah, apalagi pas semester akhir kita
akan bergantung pada dosen pembimbing. Gue mengalami dari bergantung pada cewek
sampai bergantung pada dospem. Dan hari itu tanggal 19 Maret 2016, ketergantungan gue pada dospem berakhir. Yah,
akhirnya gue sidang.
--
Skripsi
kelamaan mangkrak. Bukan karena gue males tapi karena ada masalah dengan mata
kuliah, sampai gue harus ngambil mata kuliah ‘lagi’. Gue ngurusin mata kuliah –
ditengah teman-teman gue yang sedang berjuang buat sidang dan akhirnya bisa
sampai wisuda – itu nggak mudah. Sering gue tersenyum kecut ketika melihat
teman seangkatan wisuda duluan. Tapi proses harus tetap gue jalani, gue nggak
mau lulus dengan nada-nada kontrofersi. Gue mau lulus dengan nggak ada kabar
miring antara gue dengn nilai atau dengan dosen pembimbing sekalipun. Entah itu
kisah cinta antara gue dengan dospem – karena keseringan ketemu makanya timbul
benih-benih cinta (untungnya nggak terjadi) – atau juga tabiat jelek gue yang
menempel di benak dospem dan akhirnya menyebar kesuluruh penjuru kampus. Gue
nggak mau seperti itu.
“siapin
materi sama slidenya ya pik” kata dospem pertama.
“selamat
sidang yah, pik” kata dospem kedua.
“semangat
yah pik aku sayang kamu” kata Raisa. Dalam bunga tidur gue yang sangat indah.
Padahal
gue berharap waktu itu Raisa bikin lagu atau minimal nyanyi Indonesia Raya buat
nyemangatin gue. Tapi apa daya alarm
di hape sudah berbunyi. Sialan.
Bisa
sidang adalah sebuah perjuangan yang panjang dan melelahkan, bahkan temen gue
Prio bilang ‘bisa sidang itu kayak mimpi, pik’. Nggak nyangka gue bisa
menyelesaikan tahap demi tahap tugas akhir ini, yang mana banyak mahasiswa
beranggapan hal tersebut adalah sebuah penderitaan. Gue bisa mengerti tapi
ternyata nggak seburuk itu. Padahal skrispi ini mengajarkan kita banyak hal.
Salah satunya betapa berartinya tulisan ‘ACC’
dari bolpoint warna hitam merek standard dari tangan dospem satu dan dua.
Kalian yang masih mahasiswa muda. You
will see. Kalian akan merasakannya. Tunggu ajah.
--
Di
hari pembekalan ketua jurusan menyarankan kami untuk mengawali sidang dengn
do’a, lalu kemudian sarapan, kalau yang punya pacar pamitan sama pacarnya. Nah,
khusus buat gue, pamitannya sama pohon-pohon yang tadi pagi gue lewati waktu jogging. Biarlah alam yang mendo’akan gue setelah tentu saja orang tua, batin
gue pagi itu sambil stalking foto-foto. Foto mamalia. Setelah do’a, ketua
jurusan nyaranin buat sarapan. Rasa-rasanya belakangan after sarapan gue jadi sering mules, pengen boker. Untuk
menghindari situasi pengen boker ditengah sidang, gue sarapan yang
ringan-ringan ajah: buah sama susu.
Di
gigitan pertama apel merah yang gue beli dari minimarket deket kantor, gue merasa
rambut gue mulai menguning. Gigitan kedua dan selanjutanya rambut gue makin
kuning dan kulit gue jadi putih banget. Dan ketika gue akhiri dengan meminum
susu tiba-tiba badan gue jadi tinggi. Sarapan
apel dan susu ini (setidaknya) bikin gue jadi kayak bule. Ruarbyasah..
Setelah
sarapan ala bule tadi, waktu menunjukan
kalau gue harus segera berangkat. Do’a mengiring ketika gue pamit sama mas Reza
dan mas Dadi. Sungguh perasaan yang megah pagi itu, dua hari sebelum sidang gue
juga minta do’a sama emak gue. Makin megah lah perasaan senang ini ketika gue
mendapatkan penguji dosen-dosen yang baik, dan terkenal nggak banyak nanya.
Walaupun dosen penguji yang ketiga adalah seorang yang sangat dihormati di
Universitas. Gue tetap optimis bisa melalui sidang dengan paripurna. Kenapa?
Karena menurut desas-desus kabar yang gue denger (untuk penguji ketiga), beliau
itu karena jabatannya sebagai Rektor makanya jadi agak sibuk. Sidang pun
mungkin akan berlangsung sebentar.
Ruangannya
pun berbeda. Dipisah antara dosen penguji lainnya. Dua di perpus, dan beliau di
ruang ketua jurusan. Majelis sidang kami yang berjumlah enam orang mungkin agak ribet harus bolak-balik ke
ruangan yang berbeda. Agak nyusain sih, tapi tak apa lah, daripada kami batal
berbahagia dengan kelulusan yang sudah kami
nanti-nantikan.
“topik..”
Suara
dosen penguji dari ruangan perpus.
“pik,
kamu yang pertama” kata temen gue menegaskan kembali.
Dengan
diawali membaca bismilah kemudian dilanjut membaca Yasin dan kemudian Ayat
kursi.. halah kelamaan. Gue bersegera masuk ke ruangan dan menyiapkan
tetek-bengek sidang. Gue mulai presentasi, awalnya pakek bahasa inggris biar
agak kerenan dikit. Nah, baru, pas tanya jawab, dimix dengan bahasa Indonesia. Gue emang orangnya nasionalis, nggak
mau melulu pakek bahasa inggris.
Pertanyaan
demi pertanyaan dilemparkan oleh masing-masing dosen penguji dengan semau
mereka, dan gue bersyukur mereka nggak nanyain yang aneh-aneh. Seperti
menanyakan kapan nikah misalanya. Gue lulus ajah belum nanyain nikah, lagian
masalah yang paling serius adalah belum ada dana dan calonnya! Cukup lama gue
di dalam ruangan, dan yang paling penting gue bisa menjawab pertanyaan penguji
dengan baik dan (agak) benar. Sampai pada penguji satu dan penguji dua saling
menatap dan kemudian, mereka bilang..
“ok,
pik. It’s enough”
Sayup-sayup
suara dospen satu menghempas, memantul ke setiap pojok ruangan dan akhirnya
masuk kedalam telinga. Mengiang-ngiang di telinga gue, di reply berkali-kali
tanpa bosan. Kalimat itu, lebih berharga
dari quote-quote bapak Mario Teguh
yang kini acaranya pindah ke MNC.
“oke, mom. Thanks for your nice attention”
kata gue mengucapkan terimakasih dalam bahasa Cirebon.
“sambil
berdiri dong..” perintah dospen satu.
Segera,
gue berdiri, jas dan dasi gue rapihin, sebelum gue mengatakan terimakasih, air
mata rupanya nggak mau berkompromi, dia keluar saat itu juga. Gue terharu. “oke, mom. Thanks for your nice attention,
wasalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh…”. Gue cium tangan mereka dan
gue pun lekas keluar. Dospen dua terperanga sambil senyum-senyum melihat gue
keluar air mata, mungkin dia terkesima melihat gue matanya berair.
“kenapa
lu pik?” tanya temen-temen semajelis. Temen semajelis gue heran gue kok matanya
berkaca-kaca.
“ini
dospen satu nanya-nanya sambil nyolok mata kiri gue pakek polpoint. Eh dospen
dua juga ikut-ikutan nyolok mata kanan gue pakek spidol permanen! Gara-gara GUE
NGGAK BISA JAWAB, padahal gue belum jawab!”
“gilak!
galak banget sampe nyolok-nyolok mata! Takut gue!” mereka mulai ketakutan.
Rasain..
Setelah
itu gue masuk ke ruangan berikutnya, dimana ada sosok orang nomer satu di
Universitas. Tapi gue jadi biasa ajah menghadapi beliau, bukan gue meremehkan
karena beliau nggak jago-jago amat dalam berkomunikasi dalam bahasa inggris,
tapi karena ketegangan gue udah keluar semua di perpus. Desas-desus yang gue
denger pun benar adanya: bapak Rektor selalu sibuk.
Gue cuman disidang lima
menit!!
“judulnya
apa ini? Coba baca”
Gue
bacain..
“coba
baca abstract bagian terkahir ini”
Gue
bacain, lagi..
“benar,
skripsi ini hasil kamu sendiri?”
“benar
pak!”
“oke,
bapak buru-buru nih. Ada tamu. Sudah.”
Gue
melongo..
“sudah
sana keluar..”
“i-iya,
pak”
Beliau
ngusir gue. Oke, fine.
--
Setelah
semua peserta sidang selesai mempresentasikan hasil penelitiannya, empat jam
kemudian kami semua berkumpul. Pengumuman dan nasehat dari ketua jurusan kami
dengarkan lalu kemudian amplop mulai dibagikan. Satu persatu dari kami menerima
ampolp itu. Kami diminta membukanya secara bersamaan setelah menerima aba-aba
dari ketua jurusan. Ini mirip-mirip lomba makan kelereng, nunggu aba-aba.
“oke,
sila buka amplopnya..”
Semuanya
membuka amplop ditangan, termasuk gue. Sungguh hasil yang nggak begitu
bagus-bagus banget. Tapi gue bersyukur akhirnya gue LULUS juga. Yeah!
Gue
kira sidang bakal semenyeramkan yang ada di benak gue, kayak misalnya ketemu
gebetan jalan sama pacarnya (pengalaman). Ternyata
gitu-gitu ajah. Gue pernah menemukan quote dalam bahasa Inggris isinya kurang
lebih seperti ini.. “bisa jadi apa yang Anda bayangkan tidak seperti apa yang
Anda bayangkan”. Anxiety comes from our
mind, it means that created from ourselves.
Yeyyyyyyy selamat atas kelulusannya mas topik :) Kehidupan didepan menanti mu, jodoh juga meminta kepastian..
BalasHapusAku suka bagian yang pas keluar air matanya, berasa dengan air mata semua pengorbanan selesai. Colok mata kanan-kirinya juga keren buat boongin temen-temen, pasti puas kan ngerjain orang yang lagi degdegan? parahhh.. Pertanyaan dari dosen yang super sibuk itu juga menyenangkan, kalau aku jadi mas topik mah dapet pertanyaan kaya gitu udah bersyukur, berasa nemu pangeran dari kayangan, bahagia banget.
Embitan, aku gagal paham sama quotenya nih.. Intinya, ekspetasi beda sama realita. gitu?
Makasih nadia..
HapusAmin..
Iya jadi kayak apa yg kita bayangkan bakal serem ini-itu ternyata ga seserem itu. Apalagi kalau kita peersiapannya udah mateng bgt.
Yg ada cuman ketakutan yg kita buat2 sendiri yg bikin kita jadi ketekutan diawal.
Kok bisa ya gitu aja. Soalnya kata temen saya menyeramkan. Sebab bakalditanya yang aneh-aneh dan detail. Walah selamat ya Fik, Lulus.
BalasHapusYg pasti ditanya sesuai konteks. Isi skripsi dan ttg penelitiannya..
HapusMakasih bang adin adila
Pas buka amplopnya ada duitnya engga pik? Kalo ada mah enak pik
BalasHapusUdah sidang dapet duit lagi
Selamat ya pik udah sidang
Mana nih acara makan2nya pik?
ADA elu nik
HapusSelamat brother.
BalasHapusoke bro
HapusSelamat atas kelulusannya bang topik, ditunggu nih foto foto pas graduationnya :3
BalasHapusItu foto yang bertiga, yang sebelah kanan lagi nyubit atau nonjok? :p
oke fif nanti gue fotonya bugil
HapusSelamat bang topik buat persidangannya dan juga kelulusannya hehe. semoga ilmunya bermanfaat selaluuuu. eh wisuda april dong, bareng dong, cuman beda di tempat aja. yes! :D
BalasHapusBang itu namanya Rasia apa Raisa? Atau si Rasia itu kembarannya Raisa?
BalasHapusWah ini lulus sidang berkat doa dari para pohon nih, mulia banget nggak mau lari-lari deket pohon gara-gara takut pohonnya entar keganggu. Kalo jalan 5 kilo isinya pohon semua ya bakal jalan kaki 5 kilo dong (?)
Enaknya ujian dipanggil pertama bisa nakut-nakutin temen, bisa ngelihat ekspresi ketakutan mereka.
Aku ucapkan selamat ya bang, ciyee yang dapat gelar. Semoga sukses selalu dan ilmu yang didapat selama kuliah bisa bermanfaat untuk banyak orang.
Cieee sidang, Cie lulus... hehe..
BalasHapusNgomong2 udah berapa semester lo lewatkan di kampus bang??
Ya. Gue juga udah pernah ngalamin bang pas sidang. Gue kira juga menyeramkan, taunya emang gitu2 aja.
Tapi perkataan ini baru boleh kita ucapkan setelah sidang. Klo belum sidang pasti kualat.. wkwkwk
Selamat, Pik udh lulus....
BalasHapusTapi yang paling kocak itu pas lu disidang sama dosen cuma 5 menit itu, kalo pertanyaannya begitu mah 20 detik doang udah kelar. Sesibuk apa sih itu orang.. hehehe... Udah gitu yang ditanya judul doang trus diusir, yah nasip lu deh.
Tulisan ini juga bisa penyemangat buat yang mau sidang, ternyata nggak semenyeramkan yang mereka kira, seperti kata lu ternyata gitu-gitu aja.. hahaha
Kemaren udah baca, bg. Pengen komentar, gue besoknya sidang. Mungkin inilah waktu yg tepat.
BalasHapusAKhirnya perjuangan dari dulu zaman gue nanya2 Skripsi dan bahas sibuk skripsi. Selesai juga dengan baik ya bg. Sebagai sesama pejuang, gue merasa seneng bisa ngerasain juga namanya Sidang.
Paling setuju sama Quote yg terakhir. Gue udah membayangkan ini itu. Dan yang terjadi gak seperti yg gue bayangkan.
Semoga segera dapet jodoh ya bg. Kan kerja udah..
ini salah satu fakta kalo ekspetasi ngak selamanya sesuai dengan kenyataannya. mungkin dari awal udah kerasa bakal mudah melewatinya. biasanya ajah kalo malem sebelum sidang itu ada yang susah tidur lah, kefikiranlah, ngegalau lah tapi bang topik beda dai yang lain *yeeeee* dari bangun ajah udah ada raisa dimimpinya. makin keliatan santai ketika paginya bang topik malah dibuat jogging. dan muncul fakta baru kalo di sidang oleh orang penting di kampus itu ngak bakal lama karena orangnya sibuk.
BalasHapusboleh tau perjuangan berapa tahun yaa bang itu :D semoga bisa ngikutin jejak bang topik deh buat lulusannya dan gue stubu banget sama quote terakhirnya.
btw nanti ke wisuda sama siapa bang, pacar kan gak punya *uuppps* :D
Keren bang, bisa lulus dengan jumawa. Gue juga sering dengar katanya kalo sidang itu ngeri? Emang sengeri apa sih?
BalasHapusLiat headernya, jadi gatel pengen nyolok-nyolok. Bdw, selamat lulus yah bang~
Kirain mau ada acara apaan yaa pagi-pagi udah rapi gitu, eh ternyata mau sidang hehe.
BalasHapusTernyata gitu yaa sensasinya ngikut sidang. Tapi hebat nih bang, bisa presentasi make bahasa inggris dengan lancar pas sidang. Sidang sama rektor juga cuman 5 menitan aja haha.
Aku senyum-senyum sendiri pas Bang Topik keluar air mata itu aja sih, kok bisa-bisanya yaa, terlalu terharu mungkin yaa. Tapi btw selamat yaa Bang, semoga setelah ini dapet kerjaan yang cocok.
Di amplop tertulis. Selamaat anda lulus dengan biasa2 aja. Haha kalo gitu beneran ya gpp sih mw lulus biasa aja, lulus salto dll mnurutku lulus ya lulus aja. Syukur
BalasHapusOiya, pak rektor, mungkin dia sibuk karna buru2 joging di sekitar pohon2 yg kokoh kali
Sekali lagi selamat bang :)
selamat atas kelulusannya oppa topik, selamat meninggalkan dunia kuliah, selamat datang di dunia yg sesungguhnya, ini bakal lebih kejam tanpa kecupan raisa.
BalasHapusoppa topik kamu emejing banget bisa presentasi pake bahasa inggrais, dingin banget (baca very cool). ajarin dong oppa biar lancar juga ngomong inggrais nya.
oppa topik ganteng binggo pake jas, udah kayak kapten yoo shi jin ae.. jadi tambah saranghae aja
gue nggak kenal sama dany worsnop. dia sapa, fik?
BalasHapusitu elu jogging sendiri gitu? nggak sama temen gitu? gebetan mungkin?
yah, pantesan aja diem. kalo lari bareng gebetan mah, ya bakalan ribut'' juga, fik... fik.... jomblo sih.
njir, gue rusuh banget yak.
selamat utk selesai sidangnya!!
gue pribadi ga tau juga sih gmna rasanya, karena disini setau gue emang nggak ada yg kayak gituan. ga ada skripsi ga aada sidang. tapi, wisuda ada. ena kan? hehehe
itu beneran ngomong dicampur inggris gtu, fik? asoy banget lah.
nah, sekarang udah selesai sidang. rencana selanjutnya gmna, fik?
nikah kapan, nikah?
Danny itu vokalisnya Asking yg dulu zi grup band hardcore
HapusGue mau nikah kalo ada calonnya ji
Hapusemang tuh, apa yang kita bayangkan ngak bakalan seperti apa yang kita bayangkan..
BalasHapuspas mau masuk ujian deg-degannya berasa kayak jantung mau copot..
eh, pas udah kelar "gitu aja"..
hahaha
coba kalo dibilang ngak lulus, pasti jadinya "kok gitu sih"..
saya juga ngerasain hal yang sama.. hehehe
selamat ya buat kelulusannya.. :)
Wah iya ginti maaciw
Hapusemang yah, ternyata gitu gitu aja. malah lebih gerogi ketemu mantan yang udah bahagia sama pacar barunya daripada berhadapan dengan dosen penguji.
BalasHapussukses bero!
sorry g hadir waktu sidang.
ternyata jiwa sensitif topik keluar. aer mata sampe ngalir gitu. *pukpuk*
Oke ga
Hapusasik, seperti yang lainnya gue akan berkomentar selamat ya brotha
BalasHapuspake amplop? kayak pengunguman kelulusan un gitu yak? disidang 5 menit? jadi, maksud lo... susah2 bikin skripsi berbulan2 cuma buat disidang 5 menit? oh men..
oke, apa yang kit abayangkan memang mungkin tak seperti yang kita bayangkan. kembali ke hukum ekspektasi vs realita. bisa lebih baik, atau sebelumnya..
Sini jev gue butuh angpao
HapusCieeeee akhirnya lulus juga! Selamat ya Kapik! Kapan nikah atuh?=))
BalasHapusWhat? Sidang "cuma gitu-gitu aja?" harusnya kamu bersyukur Kak, mungkin itu tanda sayang dari Allah kalo sidangmu gak dipersulit. Soalnya kan ada yang sidangnya dipersulit, nggak bisa jawab, disuruh keluar cari jawaban, atau bahkan gak lulus dan harus ngulang sidang.
Tapi quote yang terakhir memang ada benernya. Aku juga sebelum sidang ngerasain deg-degan sampe jantung mau copot. Tapi sidangnya alhamdulillah lancar banget hihi
Once again, congratulation! Yeayyy!
Kalo kamu siap wi aku juga siap.. Hahaha
Hapus