Kamis
kemarin (09/07 2015) gue berangkat ngampus pagi-pagi sekitar jam delapan lebih,
dengan sedikit buru-buru. Karena takut Ibu Herlina dosen pembimbing skripsi gue
keburu pergi dari kampus. Gue nggak menghiraukan cewek gue yang biasanya gue
smsin selamat pagi. Biasanya juga dia ke kampus bareng gue, tapi kemarin sore
dia bilang mau nganter sodarnya daftar SMA.
“kamu
berangkat jam berapa?” tanya doi.
“jam
8 atau jam 9an lah, mau bimbingan”
“kayaknya aku berangkat siangan
deh, soalnya mau nganter sodara aku dulu daftar SMA”
“oohh
yaudah…”
Pernyataan
itu membuat gue cukup yakin kalau nanti dia bakal berangkat sendiri dan gue
segera berangkat ke kampus tanpa sms dia lagi, mungkin dianya juga masih tidur.
Buru-buru juga.
Motor
gue panasin..
“dasar
motor goblok lo! Pea!”
Gue
rasa motor gue ini emosian, soalnya dia mudah panas. Motor udah panas, gue
berangkat.
Sampai
kampus gue berusaha untuk tetap tenang seandainya dosen pembimbing satu nggak
ada. Setidaknya gue udah selamat sampai kampus. Gue lihat kampus masih sepi,
susah bedain mana kampus mana Indomaret yang baru buka. Soalnya persis, nanti
juga kalau agak siangan mulai ramai. Ramai oleh mahasiswa fakir bimbingan dan
tanda tangan.
Saat
gue berjaan di parkiran gue mengecek hape sekalian mau sms Ibu Herlina. Hape
jadul gue menunjukan kalau memori penyimpanan pesan penuh, jadi gue harus
menghapus beberapa sms untuk melihat sms selanjutnya yang mau masuk. Resiko
hape jadul. Sms ajah nggk bisa muat banyak. Selain notifikasi ‘pesan penuh’
ternyata ada delapan panggilan tidak terjawab. Semuanya dari cewek gue.
Kemudian
gue lihat sms setelah sebelumnya menghapus sms lama yang masuk, dia nanyain
gue.
“kamu
mau jemput jam berapa?” sms dia ke gue.
Jemput? Perasaan dia bilang
berangkat sendiri kemarin kata gue dalam hati.
Mungkin
karena kelamaan sms dia nggak di bales dan telepon nggak di angkat dia telepon
gue lagi.
“halo..”
“iya
halo, yank aku udah di kampus. Aku buru-bur….” Gue belum selesai ngomong dia
udah ngomong duluan “ooh yaudah” tutttt….. dimatiin.
Padahal
gue mau ngomong ‘aku buru-bur.. pengen bubur’. Efek puasa bawannya pengen
makan. Belum juga gue jelasin kalau gue ini buru-buru soalnya takut dosen
pembimbing ngabur. Tapi malah dimatiin dan kayaknya dia marah. Untuk meneruskan
penjelasan gue yang buru-buru ini gue sms dia. Gue harap dia mengerti keadaan
gue yang masih ngurusin proposal skripsi ini.
Yang
ada di pikiran gue saat itu gue harus bimbingan soalnya dari hari senin dosen
nggak ada, gue sms nggak dibales. Untung gue orangnya nggak baper kalau gue
baper mungkin gue bakal marah-marah karena sms gue nggak dibales sama beliau.
“kamu
kemana ajah sih aku sms nggak di bales-bales. Aku tunggu sampai 2 hari kalau
kamu nggak bales-bales sms aku, berarti kita putus. Aku mau cari dosen
pembimbing yang lain! Cukstaw!”
Amit-amit
gue kayak gitu..
Gue
duduk di atas lantai dua. Ada temen lagi duduk, gue sapa dia tapi dia menunjukan
respon yang biasa ajah bahkan nggak nyapa gue balik. Mungkin dia lagi sibuk
sama skripsinya. Soalnya pas keluar ruangan dia lagi pegang revisian dengan
muka memelas. Mungkin isinya “MULAI LAGI DARI AWAL”. Mungkin juga gue akan
menagalami hal semacam itu. makanya gue nggak ngeledek, takut karma. Mencoba
untuk nggak suudzon gue nggak terlalu mikirn dia nggak nyapa gue balik. Kerjaan
gue sekarang memantau ruang dosen, takut dosen pembimbing ada tapi gue nggak
tahu.
--------
Gue
lihat dari lantai atas sepertinya ada Dimas, temen sekelas gue yang mau
bimbingan juga. Dia masuk ruangan TU. Untuk memastikan itu Dimas atau bukan,
gue turun ke lantai bawah dan masuk TU.
“ngapain
lo, Mas?”
“maaf,
anda siapa ya?”
“Sapri,
Mas..” kemudian gue melontarkan pantun ‘masak aer biar mateng’.
“hahaha..,
mau bimbingan, pik’
“kirain
mau wisuda, haha”
Kemudian
kita berdua duduk di sofa TU. Kemudian kita pegangan tangan, eh nggak. kita
ngobrol santai.
Gue
nunggu dosen pembimbing, begitu juga Dimas. Kebetulan dosen pembimbingnya Dimas
ada di TU. Cukup lama gue duduk sendirian setelah Dimas dipanggil dospemnya, sampai
akhirnya dospem beles sms gue. Katanya dia disini sampai jam 10.30. Untungnya
gue udah nyampe kampus jam 9 lebih dikit. Gue langsung ke ruang dosen dan terlihat
beliau sedang merevisi skripsi mahasiswa lain. Gue langsung menyodorkan hasil
proposal yang gue bikin.
“gima
pik?”
Ini bu saya mau nawarin ibu ikutan
MLM saya.. -_- ya bimbingan lah bu.
“ini
bu bimbingan”
“sampai
mana pik?
“proposal,
bu”
“ya
Allah masih proposal ajah”
“hehe…..”
gue nyengir kuda.
Perasaan
gue udah tiga kali bimbingan sama dia, dia kok lupa mulu kalau gue baru nyampe
proposal. Pakek kaget segala lagi. buat gue itu menghina sekali. Mana
ngomongnya kenceng. Kedengeran dosen senior di samping yang lagi membimbing
skripsi juga.
Singkat
cerita gue udah selesai bimbingan, dan rasanya lega banget. Walaupun proposal
gue dicorat-coret. Mungkin dia lagi bête jadi nyoret-nyoret skripsi gue, gue
udah membantu dosen pembimbing gue menyalurkan kekesalannya. Semoga gue dapat
pahala. Amin. Abis bimbingan gue keluar dari ruangan dosen dan pergi ke Lottemart
tempat biasa nongkrong, mencari sinyal Wifi, sekalian mau nyari ide untuk
memperbaiki proposal. Gue kesana nggak sendirian, gue sama Dimas.
Setelah
agak lama sampai adzan Duhur berkumandang gue duduk di situ sambil
browsing-browsing, gue ngecek hape lagi kali ajah sms gue yang tadi pagi di
bales sama cewek gue. ternyata emang ada balasan dari dia.
“kamu
bisa anter ke rumah Gina nggak? aku udah di lampu merah” sms itu ada sejak satu
jam yang lalu. Tapi tetap gue balas “sekarang kamu dimana?”
“udah
nyampe rumah Gina” jawabnya ketus.
Syukur lah kalau udah nyampe
gumam gue dalam hati.
2
jam kemudian dia sms lagi “kamu dimana? Ini helemnya. Masa aku bawa-bawa helm”
gue sempet bingung juga, kirain dia nggak bawa helm kalau pun dia bawa kan bisa
dititipin di kosan temennya. “di Lotte, di titipin di temen ajah” balas gue.
“males
jalannya!”
Kemudian
nggak gue bales lagi. Biar dia bawa-bawa helmnya dulu, lagian nggak berat ini.
Kalau dia punya inisiatif harusnya dititipin di pos satpam kampus, atau
menghilangkan rasa malasnya untuk sekedar pergi ke kosan temen. Tapi selang
beberapa saaat dia sms gue lagi.
“emang
percuma ngarepin kamu. Aku pagi berangkat nungguin kamu ditinggalin. Nunggu di
lampu merah nungguin kamu nggak dateng-dateng. Aku bawa-bawa helem dari rumah,
nggak marah, kamu enak banget ngomong kayak gitu. iya udahlah”
Gila
yah, padahal itu baru sekali terjadi, tapi
dia udah bilang “percuma ngarepin kamu”, gue kecewa dia bilang gitu. Setidaknya
walaupun dia marah nggak seharusnya dia bilang seperti itu. Terus ini juga
bulan puasa, dia puasa, nggak bisa ditahan gitu marahnya. Kata pak ustad dan
pakk ustadnya menurut Nabi Muhammad SAW kan, kalau kamu marah coba kamu duduk,
kalau masih marah kamu tiduran. Mungkin dia bisa tiduran di jalan dulu kek
gimana gitu.
Kalau
susah, coba ingat-ingat lagi setiap saat ketika gue nganterin dia bolak-balik
ngeprint skripsi, gue bantuin beresin, gue pinjemin flasdisk sampai dia sidang
gue temenin. Setiap berobat juga gue anterin kebetulan dia lagi pengobatan
paru-paru. Banyak lah mungkin yang bisa dia ingat-ingat gue takutnya makin riya kalau disebutin semua (emang udah).
Gue ada disitu untuk dia. Salah satu bentuk keseriusan gue sama dia.
Semetara
gue masih mentok di proposal dan dia udah yudisium dan telah dinyatakn lulus,
tinggal nunggu Agustus, wisuda. Disaat proposal skripsi gue terkatung-katung
dia nggak pernah perduli untuk sekedar memberi waktu gue untuk menyelesaikannya
lewat bimbingan dan revisi.
Masalah
helm doang kan bisa di titipin dulu. Masa
gue bolak-balik cuman buat ngambil helm ajah udah gitu balik lagi, sementara
dia sama temen-temennya, gue geleng-geleng kepala. Mungkin banyak juga
cowok-cowok di luar sana yang bernasib sama kayak gue. Pesan dari gue buat
cowok yang digituin jangan dibales. Itu bukan sms jadi nggak usah dibales.
Walaupun
setelahnya kita baikan lagi. Kata-kata itu nggak mudah dilupain. Tapi gue
mencoba untuk tidak mengingat-ngingtnya lagi. Pesan dari dosen pembimbing lebih
penting untuk gue ingat-ingat.
--------------------------------------------------------------------------------------------------------
Kalau pasangan kalian membuat kalian marah. Cobalah untuk tidak langsung ‘meledak’. Ingat-ingat dulu waktu yang lama ketika kalian bersama. Membuat waktu begitu berharga sampai ketika tidur kenangan dalam waktu itu tersipan rapih dalam memori masa lalu. Gunanya semua itu untuk sedikit meredam kemarahan, setidaknya mebuat logika kita berfikir lebih jernih.
Jangan
sampai karena nila setitik, rusak susu sebelanga.
Khususnya
buat cewek-cewek. Yang sering pakek perasaan. Lebih gampang buat ngatain cowoknya
tapir padahal dia tokek. Pfft.. Jangan buru-buru mengeluarkan kata-kataa yang
mungkin menyakitkan untuk pasangan kalian.
Be careful with your statement when
you were anger, ladies..
--------------------------------------------------------------------------------------------------------
Wah kalau masalah beginian saya tidak tahu mau bilang apa yah...
BalasHapusKalau begitu saya komen masalah proposal saja karena kita teman seperjuangan yang masih bergelut dengan "proposal"
Memang perlu perjuangan untuk konsultasi proposal kepada pembimbing. Datang pagi ke kampus, dosennya lagi mengajar. Menunggu dua jam dosenya tidak muncul jadi pergi dulu ke tempat lain, pas kembali ke ruang dosen kata teman dosennya baru saja pergi terpaksa menunggu lagi dan hasil yang didapat setelah menunggu berjam-jam hanya coretan ini dan itu (haduh, '-_-). Dan juga kata-kata "masih belum selesai? kapan mulai meneliti? kapan ujian sidang dll," saya hanya bisa menjawab dengan senyuman.
Yang sabar mahasiswa pengurus proposal. Kan nantinya kita jadi sarjana juga...
Ngomongin cewek yg kek abg sebutin di cerita, kadang gue sendiri sempet ngerasa klo dunia masih bukan milik berdua. Tapi, milik aturan dia, ke kita. Kebayang, klo waktu itu bg tofik berangkat, jelas bgt deh, proposal makin terkatung-katung.
BalasHapusPesan dari cerita ini, buat gue sendiri adalah keren, soalnya jarang bgt, cowok sampe curhat sedalem ini. Apalagi tentang penghargaan diri, ucapan, kadang sering semaunya sendiri.
Semoga baik2 ajadeh, bg hubungannya. Biar cepet hasil.
jirrr .. lu senasib banget sih ama gue, dulu pas gue beliin dia makanan buat buka puasa .. hanya karena telat doang .. lu tau kan jakarta itu macet :v tau gak apa yang dia katai ke gue .. ya udah laah gak usah aja .. njirr itu .. pas gue 50 meter deket rumahnya lalu dia telpon :v gue marah bener da .. omong2 gue kutip tuh bagian quote nya suapay gue gak meledak :v
BalasHapusahhh... enak bacanya, gue senyum2 sendiri baca ini, banyak humor2 yang ngga biasa kayak manasin motor, sms baper, sabda nabi tiduran dijalan, dll... ceritanya kece, terlalu kece untuk pengalaman pribadi.. keren-keren, suka gue... andai saja nggak banyak typo nya, pasti sempurna bray... mungkin alasan proposal lu dicorat coret tuh gara2 banyak typo nya yak?
BalasHapusbaiklah, lumayan nih, tulisan ini buat di liatin ke cewek kita.. pasti cewek lu kembali meredam ya bro setelah baca tulisan ini.. hebat!
lumayan ngenes ya pas lagi cek cok begitu. lebih ngenes lagi pas gue sadar gue jomblo dan setelah baca cerita diatas hati ini bagaikan tersayat sayat rasanya.. ga bisa berkata kata lagi gue..
BalasHapusawal baca, karena langsung bahas soal dosen pembimbing. gue ngira judul postingan ini mengarah ke dosen yg gk bisa di harapin buat minta bimbingan dan tanda tangan. yang selalu menghilang dan nggak tahu di mana keberadaannya.
BalasHapuspertengahan iya, masih bahas proposal gitu
pas di akhir malah baper
kasian ya. cewek emang susah nginget kejadian yang udah lama. kayaknya bagi mereka apa yang terjadi sekarang udah nunjukin banget kualitas kamu sebagai cowok yang gk bisa diharepin. ckckckc
setuju sih, istilahnya sih sabar aja dulu kalau di bilang gitu. Marah di bales marah hasilnya ya marahan terus.
aduh.. gimana ya komennya? Aku emang gak setuju sih sama ceweknya.. tapi.. tapi... tapi aku sering banget nenteng helm ke mall, ditolak penitipan barang akhirnya aku gak jadi ke mall.karena bawa helm. Tapi.. im.fine hahahaa... terakhir senin kemarin. Abis rapat di kantor, biasanya nunut temen pulang. Jadi bawa helm. Eh ternyata sahabatku minta jalan2.. ya udah. jalan2 sama helm. aku bawa kaya bawa tas jinjinh uhyeaahh.. Berat dan ribet sih emang.
BalasHapusmungkin pacar kamu lagi badmood. Tapi kasihan juga kamu kalau hrus bolak balik.. duh...
Kalo motornya panas beliin es bang, terus sebelum beli tanyain mau es apa dia. Es teh manis apa es teh anget...
BalasHapusYah gimana ya, menurut Albert Einstein itu cewek gak pernah salah. Walau salah dia akan ngotot sampai dibetulin, jadi ya mungkin dia lupa kalo dia sms mau siangan keluarnya. Mungkin dia punya amnesia. Tapi kalau sayang sih digituin gak akan marah sampai berlarut-larut, inget bang banyak jomblo diluar sana.
Semoga cepet lulus ya bang :)
Udah ngakak dari awal, pas tengah-tengah gue ngerasa kasihan, trus ngakak lagi... wkwk
BalasHapusAduh, kebanyakan emang manusia yang diinget cuma yang jelek-jelek aja,trus seakan-akan lupa sama kebaikan kita. Ini nggak berlaku buat cewek doang kok, tapi semua orang. apalgi kalo kondisi lagi gak mood, jadi yaa ini paling sifatnya sementara aja.
Biasanya nanti juga mikir sendiri. Kok gue gini yah? Kok gue gitu yah? Dia kan udah baik. Ujung-ujungnya baikan lagi. Apalagi kalo udah di klarifikasi disini dan cewek lu baca... hihihi