Dalam
benak setiap orang hewan peliharahan yang lazim dipelihara adalah kucing,
anjing dan ketombe.. eh siapa juga yang mau melihara ketombe, ya, paling
seterusnya adalah hewan-hewan peliharaan yang bentuknya lucu-lucu. Seperti
hamster, kelinci dan teman-temanya. Yang paling banyak dipelihara adalah kucing
dan anjing.
Waktu
SD dulu gue pernah melihara kucing. Kucing gue warnanya orange tapi kalau malah
berubah jadi gelap, soalnya da ada di temat gelap. Nggak kelihatan. Kucing gue
ini makannya apa ajah. Makan nasi tempe sama tahu juga mau. Kadang kalau lagi
kurangajar minta sama kuah rending. Sama isinya juga.
Kucing
gue ini gue dapat dari sembarang tempat. Karena gue nggak tahu dia datangnya
dari mana. Waktu gue keluar kelas selepas bel istirahat berbunyi, lewat kucing
di depan pintu kelas gue kemudian gue datangi dia dan mulai mengelus-elusnya.
Tadinya gue kira dia guru SD yang lagi nyamar jadi kucing untuk mengawasi
murid-muridnya. Tapi setelah gue lihat ke kantor dan guru-guru pun masih
lengkap. Gue sengaja langsung ke kantor untuk memastikan bener nggaknya dugaan
gue.
Mungkin
dia jelmaan penjaga sekolah. Soalnya pas gue lihat ke kantor yang nggak ada
cuman penjaga sekolah ajah.
Hayalan
gue waktu SD emang mengerikan sekaligus kurang ajar.
Dari
kecil kucing itu gue urus sampai akhirnya jadi gede (yaiyalah masa jadi naga).
Setiap hewan peliharaan pasti punya nama dan kucing gue pun gue kasih nama.
Nama kucingnya gue ambil dari nama legenda Sangkuriang. Si Sangkuring kan punya
peliharaan yang sebenarnya ayahnya sendiri yang dikutuk jadi Tumang dan gue pun
kasih nama kucing gue si Tumang.
Filosofi
penamaan yang bagus, tapi sayangnya peliharaan sangkuriang itu anjing. Dan yang
gue pelihara kucing. Udah gitu dalam legenda Sangkuriang, Tumangnya berwarna
hitam pekat dan kucing gue warnanya orange. Parah banget. Gue takut ajah suatu
saat kucing gue ini mempelajari sejarah tentang Sangkuriang dan dia tahu kalau
ternyta nama Tumang itu salah alamat, harusnya buat anjing warna hitam. Bukan
kucing warna orange.
Mungkin
dia bakal marah sama gue, marah banget. Kemudian dia nyakar-nyakar muka gue
sampe jadi ganteng. Gue takut.
Untungya
dia sekarang udah nggak ada. Karena dia kucing kampung yang suka main sama tukang
ojeg kucing kampung lainnya, mungkin dia kabur karena udah menemukan
pasangan hidup sejatinya. Gue yakin setelah dia tahu nama Tumang itu nama
anjing kalau dia kenalan sama kucing lain dia bakal pakek nama yang lain.
Mungkin dia pakek nama Shiro. Nama Tumang mungkin aib buat dia.
“nama
kamu siapa? Meong..” tanya kucing
cewek.
“nama
aku Tumang! Meong..” dijawabnya
dengan lantang.
“oohh..meong”
“kamu
udah tahu sebelumnya nama itu? meong..”
“udah.
Kamu yang ada di lagu itu kan.. meong”
“apaan?
meong”
“ayo
goyang tumang biar hati senang, galau jadi hilang..”
“DUMANG!!”
Sungguh
aib..
Semoga
dia bisa menemukan pasangan yang bisa menerima dia dengan nama dia yang
sebenarnya.
--------
Setelah
melihara kucing kemudian kucing itu pergi ninggalin gue gitu ajah: nggak BBM
atau DM di twitter. Kemudian gue melihara ikan cupang. Ikan cupang adalah
semacam ikan hias, yang bisa berantem. Mungkin dia juga bakal ikut Smack Down,
kalau dia bisa napas di darat sayangnya dia cuman bisa napas di air. Akhirnya
dia cuman bisa berantem dengan sesama ikan cupang ajah, nggak sama Seamus atau
Rusev.
![]() |
source |
Nggak
beda jauh sama kucing. Ikan cupang pun meninggalkan gue. Padahal belum sempet
gue kasih nama. Dia tewas mengenaskan di dalam toples samping layar monitor
komputer gue di kamar. Mungkin karena gue jarang ganti air tempat dia berenang.
Makanya dia mabok dan akhirnya tewas.
Niat
gue melihara ikan cupang sebenarnya buat membasmi jentik-jentik nyamuk di rumah
gue. Makanya gue beli tiga ekor: dua buat di tempat penyimpanan air dan satunya
di kamar gue. Naas yang di kamar gue nggak bisa bertahan lama. Entah nasib
kedua temannya yang sekarang gue cemplungin ke bak. Waktu gue kuras baknya
mereka berdua udah nggak ada. Bisa jadi si Tumang datang ke rumah gue dan masuk
ke bak buat memangsa ikan cupang gue. Dia masih punya dendam sama gue. Karena
nama.
-----
Sekarang
gue udah males melihara hewan-hewan peliharaan. Gue labih suka melihara hati
ini untuk seseorang yang gue cintai. Iya gitu ajah. Mungkin karena dulu gue
masih belum dewasa dan belum mengerti kalau ternyata melihara hewan itu harus
dijaga baik-baik, dikasih makan dan dikasih perhatian layaknya perhatian kita
terhadap mantan tempo hari.
Masa-masa
itu sedang dialami sama adek gue sekarang. Dia belum tahu tanggungjawab yang
sebenarnya. Termasuk tanggung jawab sama hewan yang kita pelihara. Karena kalau
udah melihara hewan resiko utamanya adalah harus kasih makan dia setiap hari. Sementara
adek gue makan ajah masih disuapin sama emak gue.
Tapi
yang namanya anak kecil susah dilarang. Suatu hari adek gue pengen punya hewan
peliharaan.
Ketika
gue dan adek lagi nonoton tipi berdua, dia yang scanning channel gue lihatin doang. Kabetulan acara tipi nggak ada
yang asyik, dan dia pindah ke channel
luar negri. Di channel tersebut
kebetulan lagi nayangin iklan wisata Australia, dan disitu ada hewan berkantung
khas Australia. Yah, kanguru.
“bang!”
“apaan?”
“aku
pengen melihara kanguru bang!” adek gue berkata mantap.
“….”
Gila ini anak. “mau kamu taruh dimana kalau melihara kanguru? Hah?” gue nanya
dengan nada kesel.
“ya,
di sekitar rumah kek bang, atau di depan rumah ajah”
“ah..
ngaco kamu”
“yaudah
kalau nggak boleh di luar. Ya, di dalem ajah, bang” dia nggak mau nyerah. “di
sana tuh bang” jarinya menunjuk ke arah ruangan sempit berisikan buku-buku yang
terusun rapih di rak buku.
Makin ngaco ajah ini bocah. Gue
membatin.
“masa
kamu taro di dalem. Di situ kan ada buku-buku. Gimana kalau kangurunya makanin
buku-buku, dan…. kemudian dia pinter dan kuliah sampai lulus sarjana..”
“ngaco!”
“…..”
Counter attack..
Tapi
dipikir-pikir lucu juga kalau melihara kanguru. Apalagi kalau kangurunya pakek
toga.
gaaa kebayang deh kalau tuh kanguru bisa jadi sarjana :D :D
BalasHapuswahahaha, kangguru? nanti ditendang lo. gue sempet punya keinginan melihara sugar glider, tapi... emm... karena sesuatu gue urungkan niat itu. kalau kucing? ogah. gue paling sebel sama kucing... karena mereka kalau nyebrang seenak jidat. gue pernah nabrak kucing 2 kali pake motor, bukannya dia yang kenapa2 malah gue yang hampir kenapa2.
BalasHapussaya takut sama kangguru
BalasHapus