iklan

Prince Wortel


Bagi sebagian orang, menulis merupakan sebuah keahlian yang harus dimiliki, termasuk oleh seorang pangeran sekali pun. Kan, nggak mungkin seorang pangeran ternyata nggak bisa nulis. Malu-maluin kerajan dan nantinya bisa bikin harkat dan martabat kerajaan yang dia akan pimpin jadi buruk dan jelek.

Dan itulah yang sekarang sedang terjadi dengan Arya. Pangeran dari kerajaan wortel ini rupanya nggak bisa nulis sama sekali. Tabiatnya yang malas dan hanya suka bermain sepanjang hari menjadikannya malas untuk belajar. Semenjak kanak-kanak sampai menginjak usia remaja seperti sekarang, dia tidak juga bisa menulis. Penyebabnya karena malas belajar dan hanya suka bermain.

“ARYA KENAPA BAJU KAMU KOTOR SEMUA?” tanya ibunya dengan nada tinggi.
Selain malas Arya juga seorang anak yang nakal, dia suka bermain kotor-kotoran sampai bajunya penuh dengan tanah.  Sambil jilatin kotoran di bajunya Arya menjawab “aku habis main buk, di kandang kebo tadi sama anak-anak..”
“KAMU INI KERJAANNYA MAIN SAJA, SANA BERSIHKAN BADANMU DAN MULAILAH BELAJAR!”
“i.. iya bu. Ibu jangan marah-marah terus dong..”
“IBU TIDAK MARAH”
“itu buktinya ibu dialognya ditulis pakek huruf kapital semua”
“ITU KESALAHAN PENULIS JANGAN SALAHIN IBU, SANA PERGI MANDI DAN BELAJAR”
“…..”

Arya bergegas ke kamar mandi dan membersikan semua kotoran yang ada di badannya. Keran dinyalakan, kemudian dengan sendirinya air hangat keluar.

“Hancur…hancur.. hancur.. hatiku.. Hancur…hancur.. hancur.. hatiku.. Hatiku hancur.. cur” sambil bernyanyi dengan suara yang pas-pasan (pas di denger langsung pusing), Arya menggosok badannya. “abis mandi, main ah ke rumah Kasmudi” lanjutnya..

Rupanya Arya tidak mendengarkan perintah ibunya, supaya dia belajar. Dia malah berfikir untuk bermain ke rumah Kasmudi, teman sepermainannya. Selesai mandi dia sudah berdandan rapih dan wangi. Aneh memang mau main ke rumah temen cowok ajah sampai sewangi itu, padahal bau ketek juga kalau temen cowok masih bisa nerima. Tapi itulah Arya, lagi pula dia adalah pangeran, anak orang kaya nanti kalau sampai dia bau ketek apa kata orang.

Sambil berjalan dengan tidak mengeluarkan suara, Arya menuju pintu keluar di rumahnya yang megah, saking megahnya kalau mau ke kamar mandi sajah harus naik ojek. Luas. Dia berjalan perlahan supaya tidak ketahuan ibunya kalau dia mau main. Dan setelah perjalanan yang sangat melelahkan itu, dia tiba di pintu keluar. Arya membukanya pelan-pelan dan…

“mau kemana kamu nak?” ayahnya yang baru pulang dari kerajaan tomat. Abis nyambel bareng raja tomat dan raja cabe.

Ternyata di depan pintu ada sang ayah. Sedang berdiri sambil menutup payung. Kebetulan diluar sedang hujan lebat.

“aku.. aku..aku..” Arya kikuk..
“akua? Ohh kamu haus nak?”
“iya iya.. pah aku haus dan tempat minumku ketinggalan di rumah Kasmudi pah”
“Kasmudi itu siapa? Dia pangeran dari kerajaan apa?”
“kerajaan sandal jepit pah..” jawab Arya ngasal.
“kalau begitu ambil lah nak” sang ayah memperbolehkannya untuk keluar. “tapi kamu sudah belajar kan?” lanjut sang ayah.
“sudah pah……..” jawab Arya dari kejauhan.
Sang ayah hanya menggelengkan kepala. 
------

Di ruang keluarga terlihat ibunda pangeran Arya sedang menonton tipi, dia tampak khusyu melihat acara di tipi. Tapi dari wajahnya dia juga seperti memikirkan hal lain. Mungkin acara di tipi itu nggak pernah dia perdulikan. Hal demikian yang sang suami lihat ketika sampai di ruang keluarga

“mamah kenapa?” tanya ayah Arya kepada istrinya tercinta yang sedang duduk termangu.
Dengan nada datar Ibund sang pangeran menjawab “sedih pah..”
“sedih kenapa mah? Kita kan sudah tinggal di rumah mewah, tipi ada, mobil ada, makanan tinggal minta buatkan pembantu, dan papah juga udah ganteng begini. Kurang apa mah..”
itu pah.. Film india tadi pah.. pemeran utamnya mati ketabrak mobil ayam. Ibu sumpahin supaya tukang ayam itu dagang ayamnya nggak laris..”
“……”

“tapi ada lagi yang bikin mamah sedih pah..” lanjut sang istri.
“pacar pemeran utamanya mati juga ketabrak mobil tinja?”
“bukan. Arya pah.. Arya”

Sambil melepas jaket dan sepatu sang ayah bertanya serius “kenapa Arya mah?”
“dia susah banget disuruh belajar, tadi dia keluar kan?”
“iya, loh kok mamah tahu?”
“mamah dengar waktu mamah masuk nganterin handuk ke kamar Arya pah, sambil nyanyi nggak jelas dengan suaranya yang pas-pasan, dia bilang mau ke rumahnya Kasmudi”
“iya bener mah. Terus emang kenapa? Dia tadi bilang ke papah katanya mau ngambil tempat minum ke rumah temennya. Dan yang penting dia sudah belajar”
“dia bohong pah, Arya nggak belajar sama sekali. Dia main, dan dia nggak belajar”

Sang ayah tampak kaget. Mendengar ternyata Arya, anak kesayangannya berbohong.

“lalu kenapa mamah tidak mencegahnya untuk main dan menyuruhnya untuk belajar mah? Atau marahin dia kek sekali-kali”
“aku capek pah marahin dia terus, nggak pernah mempan tetep ajah gitu” jawabnya lesu.
“papah juga sadar selama ini papah terlalu sibuk dengan urusan papah, sampai lupa mendidik Arya untuk belajar. Apalagi dia itu kan penerus tahta kerajaan wortel selanjutnya. Semantara dia malas belajar, dia juga tidak bisa menulis. Papah akan bicara nanti sama dia mah”
“tapi jangan dimarahin ya pah..”
Sambil tersenyum sang ayah menganggukan kepalanya.

--------

Terlihat ada rumah yang sederhana dengan penerangan seadanya. Arya sudah sampai di rumah Kasmudi sang pangeran dari kerajaan sandal jepit. Kasmudi sebenarnya bukan anak seorang raja dan dia juga bukan pangeran. Kerajaan sandal jepit tidak pernah ada, itu hanya karangan Arya untuk membohongi ayahnya supaya dia bisa keluar dan  bermain. Arya sengaja mengatakan Kasmudi adalah pangeran sandal jepit. Karena ayahnya membatasi Arya untuk bermain hanya dengan kalangan kerajaan dan orang-orang kaya saja.

Kalau Arya bermain dengan anak orang miskin seperti Kasmudi, dia tidak diperbolehkan bermain dengannya. Kasmudi adalah seorang anak yang asyik untuk diajak bermain tapi dia kadang jarang bermain dengan Arya, makanya dia menyusul ke rumah Kasmudi.

“Kas.. Kas..” panggil Arya dari luar pagar yang terbuat dari bambu.
Sudah lima belas menit dia memanggil Kasmudi. Tapi Kasmudi belum juga keluar. “KAS.. KAS.. keluar dong lo, Kas! Kalau nggak keluar rumah lo gue bakar nih..”
“ehh jangan.. jangan Ar..” teriak Kasumdi dari jendela.
“sini makanya keluar”
“oke, gue kaluar asal jangan bakar rumah gue ya..”

Kasmudi keluar dari persembunyiannya. “lo galak banget sih, main bakar bakar ajah” Kasmudi membuka obrolan. Mereka berdua mengbrol di teras rumah.
“becanda Kas.. masa gue bakar rumah orang. Kesel sih, lo-nya nggak keluar-keluar”
“gue lagi belajar Ar, buat besok ujian menulis untuk masuk sekolah”
“apa? Belajar? Lo sekolah?”

Arya kaget mendengar teman baiknya ternyata sedang belajar. Di zaman itu sekolah memang hanya untuk orang-orang yang punya uang, untuk orang yang hidupnya pas-pasan kayak Kasmudi harus lewat tes masuk sekolah dan harus mendapatkan nilai bagus. Supaya mendapatkan beasiswa juga.

“iya Ar, gue sekolah makanya gue belajar nulis dan sekarang  gue udah bisa nulis. Gue yakin gue bisa masuk ke sekolah. Gue mau merubah nasib Ar, gue juga mau kayak lo yang serba ada, jadi orang kaya gituh”

Arya bngong..

“kalau lo gimana Ar? Oiyah lupa gue. Lo kan, orang kaya. Nggak usah sekolah lagi. Tapi lo juga harus belajar Ar, supaya pinter. Nanti, kan, lo jadi raja”

Arya masih bengong dengan tatapan kosong.

“nanti ,kan, kalau lo jadi raja dan memimpin kerajaan lo Ar, apa jadinya kalau lo nggak bisa nulis. Nanti kalau lo mau nulis surat penting buat kerajaan lain, lo nggak bisa, kan, nggak lucu Ar.. hahaha ya kan?”
“iya juga ya Kas. Bener kata lo, gue harus belajar. Gue bangga jadi temen lo. Sini gue peluk, Kas”
“……”

Mereka berdua pun berpelukan dengan tidak mesra karena Kasmudi langsung menjauh dari Arya setelah dipeluk.

“yaudah Kas, gue mau pulang dulu..”
“loh.. cepet banget Ar. Belum juga gue usir, lo udah mau pergi ajah
sialan… Iya, Kas. Gue mau belajar juga kayak lo. Biar gue nggak jadi pangeran yang goblok..” mereka berdua tertawa bersama.
Gue akan jadi pengern wortel yang bisa nulis, dan menggemparkan seluruh dunia dan akherat, gumam Arya.

------

Arya sudah sampai di rumah. Dengan baju yang basah kuyup karena kehujanan, Arya masuk rumah. Tapi dia dihadang oleh ibu dan ayahnya ketika akan masuk ke kamarnya. Arya sudah berprasngka buruk, pasti gue bakal dimarahin nih kata arya dalam hati.

“dari mana kamu nak?” tanya sang ayah.
“……” Arya bungkam.
“dari mana?” ayahnya mengulang pertanyaan.
“oke pah. Aku berbohong sama papah, mau ngambil tempat minum di rumahnya Kasmudi. Sebenarnya aku main ke rumahnya dia. Dan aku juga berbohong sama papah soal Kasmudi adalah pangeran dari kerajaan sandal jepit dia sebenarnya berasal dari keluarga sederhana tapi dia baik pah, aku suka bertemaan dengannya. Dan pas sampai di rumah Kasmudi aku sadar pah, aku selama ini ternyata banyak membuang waktu hanya untuk bermain. Aku disadarkan Kasmudi”

Kedua orangtua Arya heran.. “kok bisa, nak?”

“iya pah, mah.. ternyata sampai disana, Kasmudi sedang belajar. Dia mau mengikuti tes masuk sekolah, makanya dia belajar nulis. Dan sekarang aku juga mau belajar pah. Aku malu seorang pangeran tidak bisa menulis”

Kedua orangtua Arya terharu dan memluknya. Mereka bahagia ternyata anaknya telah sadar dan mau belajar. Walaupun dengan keadaan basah kuyup Arya tetap mendapat pelukan hangat dari kedua orangtuanya. Saking hangatnya bikin baju Arya yang semula basah menjadi kering.

-------

Arya sudah mau belajar. Dan dia sudah ada di meja belajar dengan secarik kertas juga sebuah pulpen. Pulpen diambil olehnya, mulailah dia membentuk sebuah huruf seperti di dalam buku contoh huruf-huruf di hadapannya. Tetapi rupanya Arya kesusahan dalam menggerakan tangan dan jemarinya untuk membuat sebuah huruf.

“kok susah banget yah..” keluhnya sambil memasukan pulpen ke lubang hidung.

Arya mencoba kembali untuk membuat huruf demi huruf. Dalam waktu 3 jam Arya bisa membuat.. 3 huruf, saja. Dan hasilnya pun tidak begitu mirip dengan huruf yang sebenarnya, bahkan lebih mirip cacing yang lagi sakit perut. Tangan Arya kaku. Mungkin itu adalah efek dari jarangnya Arya menggerakan tangannya untuk menulis, karena dia juga jarang belajar. Boro-boro megang pulpen, kena tinta pun dia hampir nggak pernah.

Sang pangeran mulai menemui kesusahan dalam belajar. Ternyata mau belajar ajah, nggak cukup. Tapi juga harus tekun dan sabar. Karena belajar adalah sebuah proses. Makanya Arya dituntut untuk sabar dalam setiap prosesnya.

Tapi rupanya Arya frustasi, hasil belajarnya hanya bisa menghasilkan tiga huruf saja. Semangatnya mulai turun. Dan dia meninggalkan meja belajarnya untuk melepas penat setelah belajar. Dia berjalan-jalan di sekitar rumahnya yang megah, di saat dia duduk di belakang rumahnya tiba-tiba dia melihat sebuah gudang penyimpanan wortel-wortel hasil panen kerajaan wortel.

Banyak wortel disana. Tersusun rapih di dalam peti-peti kayu berbentuk persegi panjang. Kemudian pangeran Arya masuk ke dalam gudang tersebut. Melihat wortel yang sedemikian banyaknya dia begitu heran.

“kok gue nggak tahu yah, ada gudang isinya wortel semua..” masih sambil melihat-lihat sekeliling gudang.

Gudang tersebut dalamnya di cat berwarna putih. Semuanya putih dan di tembok paling belakang terdapat tulisan ‘kerajaan wortel’ sangat besar berwarna hitam. Pangeran Arya melihat tulisan tersebut dan mengamatinya. Dia coba mengeja dan membacanya sambil mendengakan kepalanya ke atas. Kamudian dia mendekat lagi ke tulisan tersebut, saat dia akan melangkah, di langkah yang pertama dia menginjak wortel yang jatuh dari peti.  

“wah.. ini wortel dari kotak yang mana nih, kok ada di bawah. Kasian dia jomblo, sendirian, di bawah lagi pasti dia kedingnan, sini gue peluk” Arya emang perhatian termasuk sama wortel.

Kamudian terlintas di pikiran Arya untuk kembali belajar. Tapi dengan menggunakan wortel. Dengan melihat tulisan ‘kerajaan wortel’ yang begitu besar, dia punya ide untuk menulis dengan huruf segede tulisan tersebut di tembok gudang dengan menggunakan wortel yang ada di pelukannya itu.

Tanpa basa-basi arya mengambil buku contoh huruf-huruf di kamarnya kemudian dia kembali lagi ke gudang, kemudian mengambil tangga untuk memanjat tembok dan menulisakan huruf di tembok gudang yang berwarna putih. Tekstur wortel yang lembut dan warnanya yang kuning membuat wortel bisa digunakan untuk menulis di tembok. Dan saat ini Arya sedang mempraktekannya.

“wah kayaknya satu wortel nggak bakal cukup nih, gue ambil beberapa wortel lagi deh”

Di ambil lah wortel kembali oleh Arya. Dan dia kembali menuliskan huruf-huruf sesuai contoh.

2 jam Arya belajar menulis di tembok.

Hasilnya?

Cukup memuaskan. Dia bisa menuliskan huruf dengan benar walau pun membutuhkan waktu 2 jam. Maklum tulisan yang Arya buat cukup besar makanya memakan waktu lama. Tapi dia berhasil membuat huruf. Dari huruf A sampai Z. Bahkan bisa menulisakan namanya disitiu.

“ternyata belajar itu nggak mesti di tempat belajar, belajar bisa dimana-mana. Haha” Arya puas dengan pencapaianya.

Kemudian dia mengambil kamera SLR dan memotretnya. Melihat hasil fotonya dia puas.

“ini karya seni sekaligus tulisan. Dan tulisan ini adalah tulisan pertama gue yang keren, maka  gue kasih nama tulisan ini… TULISAN WORTEL!”

Waktu terus berjalan. Sang pangeran pun berubah menjadi remaja yang nggak alay dan suka belajar. Sekarang dia jadi suka menulis dan dia pun sekolah. Dia sadar seorang pangeran pun harus punya pengetahuan yang luas, harus pintar. Dia selalu ingat perkataan Kasmudi ‘seorang raja nggak boleh goblok’. Saat Arya sekolah dia mulai mengenal teknologi. Dan mengenal apa itu blog, Arya pun membuat blog kemudian menamakan blognya sesuai dengan tulisan pertamanya di tembok gudang penyimpanan wortel.

Belajar adalah kunci sukses setiap manusia, siapapun dia, berapapun umurnya, apapun statusnya (mau dia jomblo atau single).


Mahatma Gandhi
“Live as if you were to die tomorrow. Learn as if you were to live forever.”
Mahatma Gandhi

------

Komentar

  1. Hahaha. Itulah kata yang terus terucap berulang-ulang dari mulut gue, bang. Alur ceritanya nyambung banget, Terus quotenya itu lho....

    Gue sendiri tidak pernah terfikir seekstream ini.

    Terima kasih untuk keikutsertaanya bang.

    Tunggu pengumumannya, ya. :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. oke Ru.. makasih juga udah mau baca hehe

      Hapus
    2. Sama2 bg. Iya, keren banget. Dan telah membuat gue bingung. :D

      Hapus
  2. Suka quotenya... Memang betul ya, bahkan hidup adalah serangkaian proses pembelajaran :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya makanya banyak belajar berarti mengikuti proses :))

      Hapus
  3. hihi...ceritanya seger banget dan asyik utk dinikmati... nice post.. salam kenal ya...

    BalasHapus
  4. Hahaha lumayan panjang ya.. Seru kayak baca dongeng :3
    Ceritanya bagus, bisa aje ngarang beginian. :D
    Sukses ya tulisannyaa! ^^

    BalasHapus
    Balasan
    1. segini mah belum terlalu panjang. rencananya gue mau bikin 3 meter..
      makasih

      Hapus
  5. wahahaaha, keren juga ya.. tulisan wortel :)
    yap. belajar itu memang penting, karena masih banyak hal yang harus dipelajari tentang hidup ini. yang penting, bukan belajar pelajaran sekolah..

    BalasHapus
    Balasan
    1. pelajaran sekolah adalah langkah awal menuju pelajaran yang sebenernya..

      Hapus
  6. Wah ikutan GA juga mas tofiknya. Seru alur ceritanya hihi. Semoga menang yak! \:D/

    BalasHapus
    Balasan
    1. amin.. smoga kamu mau kash pin ke aku, amin..

      Hapus
  7. Woah saingan kak Edzot, nih. Sama-sama mantep. Semoga menang ya.

    nb: selamat berpusing-pusing ria memilih pemenang, Pangeran Wortel :))

    BalasHapus
  8. Cuman ketabrak mobil tinja? Sampek belepotan ngga? Bahahah! :P

    BalasHapus
  9. Pada ikutan Konstes Wortel ni
    kalau kaya gini jadi ga pede mau ikutan deh

    BalasHapus
  10. Ada pepatah China yg juga berkata : Hidup sampai tua, belajar juga harus sampai tua. Intinya seumur hidup kita akan terus belajar, belajar itu adalah sebuah proses yg tidak ada akhirnya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. wah koh Keni emang jago dah bikin quote apalagi dari negri tirai bambu haha

      Hapus
  11. Wah, untung dia temenan sama Kasmadi ya biarpun bukan keluarga kaya tapi membawa pengaruh baik buat si Pangeran. Coba kalo ternyata ngajakinnya ke hal-hal yang buruk, wah tambah kasihan deh masa depan kerajaan mereka. Tambah kasihan juga papa mamanya dibohongin keseringan. Terima kasih Kasmadi. Terima kasih Wortel.

    BalasHapus
  12. Wih ikutan GA juga nih bro! Semoga mendapat hasil yang maksimal aamiinn..
    Gue suka banget cara lu nyampein quotesnya, lewat sebuah cerita dan perumpamaan. Jadi lebih mengena dan membekas :) Keren Bro ! :D

    BalasHapus
  13. Bhahahay ane bacanya ampe merem melek broo, gurih banget ceritanya XD
    Ternyata begitu yaa asal muasal nama blognya pangeran wortel, ane kira akhirnya pangeran bakal jualan cat semprot berbahan dasar wortel biar bisa curat coret dinding rumah orang.haha
    Sukses.. smoga menang & dapet penghargaan tertinggi dari pangeran wortel :D

    BalasHapus
  14. Kereeeeennnnn!!! Twistnya dapet. Hahahaha aplagi waktu si Arya pada akhirnya sadar dan mau belajar. Belajar emang nggak kenal tempat, waktu, sama siapa, dan belajar apa. Sama juga kayak yang dibilang Heru di sesi ngobrol blog gue kemarin. Semoga menang ya, bang!!

    BalasHapus
  15. Ini keren banget, dan sukses bikin aku minder dengan tulisanku yang aku ikut sertain :'D
    Fix, mau belajar lebih giat dan lebih giat lagi :D

    BalasHapus
  16. Hahaha lagi kkutan giveaway punya arya yaaahh..dapet nih ceritanya detail dn ngasih pembelajaran klojgn judge the book by uts co er buktinya tuh dari kasmudi arya bisa punya willing buat belajar..lu jga niat nulisnya pek..smga berhasil yaaaaakk gue dukung daaah :D

    BalasHapus
  17. Hahaha lagi kkutan giveaway punya arya yaaahh..dapet nih ceritanya detail dn ngasih pembelajaran klojgn judge the book by uts co er buktinya tuh dari kasmudi arya bisa punya willing buat belajar..lu jga niat nulisnya pek..smga berhasil yaaaaakk gue dukung daaah :D

    BalasHapus

Posting Komentar

Terimakasih atas komen dan kunjungannya. Kalau ada kesempatan saya akan BW balik.