Berbeda pendapat adalah hal yang wajar, tapi nggak sedikit juga yang nggak perduli dengan hal itu. Seolah opini itu harus disamaratakan, kita bebas mengeluarkan opini sepanjang nggak menjurus menjelekan orang lain atau institusi tertentu. Nah, untuk contoh, gue punya pendapat tentang musik..
Musik
Semua orang di dunia ini suka
dengan musik, punya selera musik sendiri, sampai punya self anthem mereka sendiri kalau lagi
galau dan jatuh cinta atau dalam keadaan
sedih dan senang. Mungkin entah alasannya karena di setiap negara pasti ada musik yang berdengung. Musik dikatakan sebagai bahasa universal,
karena gue sendiri-pun masih bingung dan mencari-cari dimana letak
ke-uiniversal-annya ketika ada bule lalu gue tanya “do you know about Koes Plus?” dan ternyata mereka nggak tahu Koes
Plus sama sekali, mungkin musik itu universal kalau gue nanya 'siapa itu Michael Jackson?'.
Mungkin
bule bakal tahu siapa itu MJ, tapi tukang beca kalau ditanya “siapa Michael
Jackson?” maka dia akan menjawab dengan muka polosnya..
“sopo
meneh kui cuk…? turis?”
Bukan
mang.
Tukang sayur..
Artinya,
musik bukan bahasa universal, melainkan alunannya yang universal. Maksud gue
kalau ‘musik’-nya sendiri itu bukan universal, karena musik adalah nama dari
‘alunan-alunan yang berbunyi’, sementara kita tahu kalau bahasa universal
itu bahasa Inggris. Musik sekali lagi menurut gue bukanlah bahasa universal,
bahasa universal adalah ya ‘bahasa’ itu sendiri. Kalau ada yang ngotot bahwa musik
itu bahasa universal terserah deh, ini opini gue, isi dan pemahaman kita
beda-beda.
Mungkin
kalau ‘musik itu universal’, gue setuju. Nggak pakek embel-embel ‘bahasa
universal’. Soalnya menurut PBB juga bahasa universal itu adalah bahsa inggris.
Bahasa yang gue pelajarin sampai saat ini dan gue masih bingung sama
grammarnya, damn shit!
Mungkin
kalian bingung memahami apa yang gue jelaskan. Maklumin ajah, gue bukan mau
membuat kalian mengerti apa yang gue jelasin barusan (karena emang bikin bingung), gue mau kalian paham kalau setiap
manusia punya (bahkan banyak) konsepsi yang berbeda-beda, opini yang
berbeda-beda, pandangan/sudut pandang berbeda bahkan ideologi yang
berbeda-beda. Karena setiap tempurung itu berbeda isinya. Kita ini bukan
keluaran pabrik yang isinya sama dengan kemasan yang berbeda-beda, kayak ciki
serebuan, kita ini manusia, cara berfikir kita dipengaruhi pengetahuan yang
kita dapat.
Berbeda
pendapat suatu hal yang bagus menurut gue, memberikan kita sebuah pemahaman
baru dari orang lain tentang satu tema atau satu masalah yang ada. Ada yang
memang berbeda pendapat tapi alur dan tujuannya sama saja, kayak musik yang gue
bahasa tadi, ujungnya memang musik adalah sesuatu yang mendunia atau universal
tapi mungkin di luar sana juga ada yang beranggapan kalau musik bukan sesuatu
yang meuniveral karena ada saja yang tidak mendengarkan music. Gue juga nggak
tahu yang nggak dengerin musik tinggal di goa mana dan negara apa.
Tapi
itu tadi perbedaan opini, membuat kita mengetahui apa
yang diyakini orang lain akan suatu hal yang dia tahu.
Bingung
yah?
Bingung
lah, itu pertanda kalian mikir.
Salah
satu cara kita bersukur kepada Tuhan juga menurut gue, ya, itu tadi dengan
menghargai pendapat dan opini orang lain. Dengan begitu kita tahu, ternyata
Tuhan maha dasyat, Tuhan maha keren, Tuhan maha besar, bisa menciptakan manusia
dengan segala pemikirannya yang berbeda-beda. Tapi perbedaan itu juga harus
dengan rasionalitas. Artinya, kalau nggak rasional, perbedaan itu menjadi
konsepsi yang belum matang, perlu digodok lagi. Kayak singkong, biar pulen.
Jadi,
marilah kita menghargai opini orang lain dengan percaya bahwa setiap manusia
mempunyai pemikiran yang berbeda-beda, walaupun ada (banyak) yang satu
pemikiran, mungkin karena males mikir jadi sepemikiran ajah deh daripada
repot-repot. Tapi nggak papa, dalam perbedaan itu ada beberapa persamaan yang
tersembunyi. Jangan menganggap seseorang yang berbeda pendapat itu adalah orang
yang ngeyel, orang yang aneh, soalnya kalau kayak gitu justru terbalik, aneh, kok ada yang
nggak menghargai pendapat orang lain.
Justru kalau kita yakin akan pendapat kita, dan pendapat kita itu kuat dengan bukti-bukti otentik dan nyata juga rasionalitasnya tinggi, bisa saja kita mempengaruhi orang lain yang berbeda pendapat menjadi sependapat dengan kita, sepemikiran dengan kita.
Bukankah itu menjadi suatu penghargaan tersendiri buat
kita.
Walaupun
misalnya kita nggak bisa membuat yang berbeda pendapat dengan kita jadi
sependapat, setidaknya dia mengerti apa yang kita maksud. Atau juga kalau
pendapat dan opini kita sama sekali tidak dapat orang pahami setidaknya dia
tahu kalau berbeda pendapat itu merupakan hal yang bagus. Sebenarnya kalau
orang lain nggak mengerti apa yang kita maksud itu ada bebrapa kemungkinan;
- Kitanya yang nggak bisa jelasin
- Akan dimengeri kalau dikupas dan dikuliti dengan pertanyaan terlebih dulu
- Alasannya kurang meyakinakan
- Orang lainnya yang sedikit telmi
- Kita belum makan
Yang
terakhir sepertinya teknis, urusan perut emang susah ditunda. Jadi kalau mau
jelasin sesuatu usahakan perutnya terisi. Jangan di isi angin.
![]() |
source |
Sekali
lagi gue ingetin, hargailah pendapat orang lain. Dengan begitu kita bisa
memperkaya khazanah berfikir kita.
.
setuju selain menghargai pendapat dan opini orang lain kita harus menghargai hasil karya orang lain.sukses ya :)
BalasHapus