Waktu
KKN kemarin, hampir di setiap pagi kelompok gue selalu bikin sarapan walaupun
jadinya lama banget. Saking lamanya yang lain udah masuk ruang ICU karena
kelaparan, sarapan baru jadi. Tapi sebagai orang yang baik kalau ada maunya
gue mencoba sabar.
Bukan
cuman bikin sarapan yang lama, mandi pun di kelompok gue lama-lama banget, gue
curiga di dalem kamar mandi mereka ngecat, nguras, dan bersihin kamar mandi.
Atau jangan-jangan di dalem mereka lagi ngerakit bom. Pikiran ngaco gue semuanya
keluar, karena saking lamanya.
Kadang
masak dan mandi yang lama itu terjadi bebarengan. Karena hari minggu kebetulan
nggak ada yang piket jadi setiap orang males bikin sarapan buat anak-anak
kecuali buat dirinya sendiri. Kalau udah gitu gue mulai ngerasa BT, udah gue
belum mandi, belum sarapan pula.
Ceritanya
gue ngambek dan nongkrong di belakang rumah kontrakan sambil bawa jagung rebus yang
di kasih Pak Sekdes. Di desa tempat gue KKN emang banyak banget jagungnya,
makanya nggak heran kami sering dikasih jagung sama warga. Kami pun sering
menggelar corn party, pesta jagung sampe pagi, mabok jagung, malemnya pada
teler, paginya ada yang nungging dengan sebongkah jagung yang nyelip di idung,
gara-gara kebanyakan makan jagung.
-----
“mandi
lama, bikin sarapan juga lama” gue ngedumel sendirian di belakang kontrakan.
Sambil makan jagung untuk mengatasi rasa lapar, biar nggak masuk ruang ICU.
Sambil makan dan ngedumel ada kucing yang biasa gue lihat, dia terlihat begitu
orange, karena emang warnanya orange. Mendekati gue.
Selain
banyak jagung di kontrakan tempat gue KKN, juga banyak kucing-kucing yang
berkeliaran, ada yang bawa golok, ada yang bawa samurai, gear motor dan sebagainya. Ini kucing apa
anak SMA yang mau pada tawuran. Tapi ada satu kucing yang kemarin gue kasih
telor dadar dan dia pergi begitu saja tanpa ngucapin ‘terima kasih’ atau apa,
yaitu kucing yang ada dihadapan gue saat itu. Gue sih nggak papa dia nggak tau
terima kasih kayak gitu tapi gimana kalau dia dikasih dadarnya sama ibunya Malin
Kundang.
“DASAR
KAMU KUCING SIALAN, TIDAK TAHU TERIMAKASIH, SAYA KUTUK KAMU JADI BATU!” satu
menit kemudian kucing pun jadi batu. Batu ginjal..
Lantas
siapa yang salah ibu atau kucing. Gue sih berpendapat yang salah ya ibunya
Malin Kundang. UDAH TAU KUCING ITU BINATANG NGGAK BISA NGOMONG KENAPA MALAH
DIKUTUK, DASAR IBU-IBU NGGAK PUNYA PRI-KE-KUCING-AN, SAYA KUTUK IBU JADI
BAPAK-BAPAK!
Tringg…
Besoknya,
si ibu Malin Kundang jadi kumisan..
-----
Dengan
penuh manja kucing yang mukanya agak cemang-cemong berbulu orange itu deketin
gue yang lagi makan jagung rebus di belakang kosan.
“miaw..miaw..miawww…miaw”
kata kucing yang berdiri di depan gue.
“ngomong
apaan sih lo cing? Gue nggak ngerti”
“miaw..miaw”
dia tiduran dan tetap di hadapan gue.
“oke
gue tau apa arti dari ‘miaw’ yang lo maksud, karena gue lagi laper mungkin
pagi-pagi gini, sama-sama sebagai makhluk tuhan, gue yakin lo pengen sarapan”
gue mencoba berinteraksi dengan si kucing, “iya kan?”
“miaww..”
Lagi-lagi
jawabannya cuman ‘miaw’, tapi nggak papa sih itu emang udah kodratnya. Tapi
kalau seandainya dia jawab pertanyaan gue tadi dengan bahasa manusia kayak “iya
gue laper, bego” mungkin gue bakal pulang kerumah dan masuk kamar kemudian gue
kunci selama-lamanya.
Dengan
insting pencinta binatang gue tau dia sebenarnya laper. Cuman apa daya, gue
ajah makannya jagung, gue bingung mau ngasih ini kucing makanan apa. Masa
jagung. Tapi gue coba ajah siaa tau kucingnya mau makan jagung, kan kita berdua
bisa makan jagung berdua, romantis banget bukan.
Gue
copotin jagung rebus yang ada di bonggolnya, pake mulut, kemudian gue keluarin
lagi, sampai akhirnya gue kasiin ke si kucing yang sedang nelangsa mencari
sarapan. Gue terkejut, dan #NoMoreWordToSay speechless. Kucingnya makan jagung,
dan dia doyan. Makan jagung kayak makan Wishkas.
Karena
ngelihat si kucing doyan sama jagung, gue akhirnya malakukan hal yang sama
berulang-ulang; copotin jagung rebus dari bonggol, pake mulut, keluarin, ambil
pake tangan dan kasiin kucing.
“Untung
dia nggak protes kalau jagungnya bau jigong” seloroh gue.
“miaw..miaw..miaw..”
Karena
gue udah klop sama si kucing gue tau apa arti “miaw..miaw..miaw..” yang barusan
keluar dari mulutnya. Artinya adalah “gue laper, lagi dong”. Perlu pemahaman
yang sangat mendalam untuk memahami bahasa kucing, nggak percaya? Gue ajah
nggak.
Gue
kasih lagi dia jagung, sampe dia abis satu jagung yang gue makan dan setengah
jagung yang gue patahin jadi dua. Berarti dia udah abis satu setengah jagung,
dan dia masih mau nambah, smentara gue yang lagi nunggu orang mandi dan nunggu
sarpan cuman makan setengah. Maruk banget ini kucing. Jagung ajah doyan,
apalagi dikasih nasi padang. Nambah kali ya.
Di
dasari rasa penasaran gue, karena kucing yang ada di hadapan gue ini doyan sama
jagung, lantas kemudian gue cari tau penyebabnya. Gue sempet searching di
Google, apakah normal seekor kucing makan jagung. Atau jangan-jangan dia bukan
kucing, tapi burung perkutut yang dikutuk ibunya Malin Kundang.
Sampai
akhirnya gue nemu orang yang menanyakan hal yang sama. Ada di urutan pertama
pencarian Google tapi dari Yahoo Answer, aneh bin nggak ajaib.
Apakah
tidak apa-apa juka kucing makan jagung rebus?
Kucingku suka makan jagung rebus pakah
tidak apa-apa? Takutnya kenapa-kenapa gan..
Jawaban
pertama: seharunys kucing tidak diberikan jagung karena
secara alami kucing adalah karnivora. Pencernaan mereka tidak dirancang untuk
mengolah tumbuh-tumbuhan. Kucing makan-makanan seperti itu karena terpaksa
(kelaparan) sehingga mereka terbiasa. Namun ini tidak baik dibiarkan lama
mungkin dampak awalnya hanya diare dampak berikutnya belum dilaporkan..
Jawaban
kedua: menurut sumber yang saya baca, jagung tidak
berbahaya bagi kucing, justru baik karena mengandung protein dan karbohidrat
yang dibutuhkan kucing. Memang ada beberapa kasus yang menyebabkan alergi pada
kucing karena mengkonsumsi jagung tapi kemungkinannya hanya 10 %. Sumber
purinavaterinarydiets.com
Gue
lebih respect sama jawaban yang nomer dua, karena dia jelas sumbernya dan
jawaban nomer dua seolah menenangkan gue kalau nantinya kucing yang gue kasih
makan jagung besoknya nggak diare dan mencret-mencret sepajang jalan.
Nggak
kayak yang pertama, udah nakutin terus juga akhirnya nggak enak banget ‘dampak
berikutnya belum dialporkan’.. emang dia lagi observasi? Tapi gue setuju sama statementnya yaitu ‘kalau laper makan
apa ajah, karena terpaksa’. Kayak gue yang laper waktu itu, terpakasa makan
jagung, begitu juga dengan kucing.
Jadi
sebenarnya kucing makan jagung itu nggak papa, asal jangan kebanyakan ajah
karena hakikatnya juga kucing itu makan daging-dagingan, tikus-tikusan dan
nyolong-ikan-di-dapur-an.
Gue
nggak nyangka ternyata manusia memang punya animal instinct, buktinya kalau lagi
laper makan apa ajah. Makan duit rakyat juga kayaknya emang lagi laper yah..
Hahahahah
BalasHapushaha....... -______-'
HapusPik, keknya kucingnya emang fenomenal, gue ngakak bacanya.
BalasHapusmemang bang memang...
HapusTakut kucing sih jadi bingung mau komen apaan kan, kzl deh:( tapi jangankan kucing makan jagung, anak harimau dikasih tahu putih juga mau kok._.)/| hewan-hewan masa kini..
BalasHapustahunya digoreng apa di pepes? -___-'
Hapusitu kucing yang fenomenal apa kamu yang spektakuler? bisa ngobrol sama kucing.
BalasHapushaha, suka jagung jg toh? gue pikir, kucing dirumah gue doang yang suka makan jagung -__-
BalasHapus