Saya sempat merenung sejenak. Itu
terjadi ketika saya memikirkan masa depan dengan keadaan finansial yang kurang
baik. Itu haya bahasa diplomasi dari
dompet kempes yang saya alami. Saya merenenung tentang ilmu dan uang. Saya
selalu naif dan pelupa ketika berhadapan dengan realita kehidupan. Benar bahwa
saya ini bodoh. Karenanya
saya terus belajar dan mencari ilmu dan karena itu pula saya gandrung dengan
ilmu.
Tapi ketika berhadapan dengan kondisi
dan situasi seperti yang saya jelaskan barusan - ora due duit - saya kadang
mikir untuk nyari duit saja sepenuhnya ora karo ilmu-ilmuan maning (tidak
dengan ilmu-ilmuan lagi) karena saat seperti itu melelahkan juga terus belajar.
Saya belajar bukan berarti tida bekerja saya juga bekerja hanya saja memang
penghasilannya tidak sebesar teman-teman yang full bekerja esuk-sore kadang
lemburan juga di sikat. Saya salut dengan mereka. Semoga mereka selalu sehat
dan lancar rezekie. Amin.
Lalu saya segera menyanggahnya dengan
sedikit tabir diri saya yang mulai terbuka. Bahwa saya garapan hidupnya ya di
keilmuan atau kalau mau usaha atau bekerja
ya di bidang pendidikan. Disitu saya kadang jadi kufur nikmat bahwa
Allah SWT memberikan saya ilmu untuk keadaan seperti ini. Jika saya tidak punya
ilmu yang sedikit ini mungkin saya sudah selalu salah langkah dalam memgambil tindakan dan salah
dalam besikap.
Halo Pik, wah ternyata masih aktif ngeblog ya ...
BalasHapusMemang masa-masa ora duwe duit bener2 bikin dilema ya Pik.. kadang pengen bisa ketemu sama kerjaan yang beneran menghasilkan. Tapi tetep semangat Pik, rejeki pasti ada aja dari Allah. Yang penting selalu bersyukur