iklan

Diary PPL: Susah Juga Ya..



PPL mengajarkan gue banyak hal, salah satunya adalah ‘membuat orang mengerti’ itu ternyta susah. Sebagai seorang yang memposisikan dirinya sebagai guru, gue ngerasa bikin anak didik mengerti apa yang gue maksud adalah sesuatu yang bisa dikatakan sulit. Lalu kemudian nggak cuman buat mereka mengerti, tapi lebih dari itu gue harus membuat prilaku mereka menjadi baik.. yah sebagaimana hakikatnya seorang guru, bukan hanya mengajarkan mata pelajaran semata, tapi juga harus mendidik moral mereka. 

Cie moral...

Asli, disitu letak kesulitannya. Disatu sisi gue harus bikin mereka ngerti bahasa inggris (karena gue ngajar bahasa inggris) disatu sisi gue juga harus bikin moral mereka menjadi lebih baik, padahal disatu sisi yang lain bahasa inggris gue juga pas-pasan. Tapi minimal dari yang tadinya ngelunjak dan berprilaku nggak baik, jadi menghormati para guru-guru karena mereka lah yang akan sangat berjasa di kehidupan si siswa  kelak.

Gue pernah masuk ke kelas dan tiba-tiba satu kelas gaduh. Berisik banget, gue yang tadinya jelasin coba untuk diam sejenak memperhatikan mereka, sekaligus mencoba trik yang diberikan sama kakak gue ‘kalau siswa ribut coba lo diem, kalau udah diem baru lo ngomong’, makanya gue diem dulu..

Setelah semuanya diam, karena melihat gue yang terdiam di depan mereka. Akhirnya mereka sadar kalau gue juga mau ngomong. Tapi sebelum gue ngomong masih ada ajah yang ngomong.

“eh diem dong lo (jenis-jenis binatang) ada guru mau ngomong tuh” kata siswa A.
“biasa ajah dong gausah ngatain gituh!” siswa B membela diri.

Dan akhirnya mereka ribut lagi.. shit!

Bisa bayangin nggak sih? Ada gue ajah mereka masih bisa dan berani ngomong kasar. Gimana kalau nggak ada gue. Di dalem kelas lagi. Nggak papa lah kalau misalnya mereka temenan kemudian ada diluar sekolah ngomong kasar kaya gitu. Actually, gue juga biasa kalau sama temen-temen gue sendiri di lingkuangan tertentu nggak di sekolahan atau tempat yang harusnya kita sopan dan santun dalam bertindak dan berlisan.

Tapi itu pas di depan gue. Dan mereka posisinya sebagai murid gue, emang yang dikatain bukan gue dan hewan-hewan itu nggak tertuju buat ngatain gue, tapi gue sebagai guru (yang nggak jelas ini) merasa nggak di hargai dengan berbicara kasar, binatang semua lagi yang keluar. Gue takutnya di kelas ada kebun binatang dadakan.


“jangan berbicara kasar di dalam kelas, sekalipun kepada teman kalian sendiri” gue mulai angkat bicara, mencoba menasehati.

Begitu kalimat itu keluar, mereka langsung diem. Di benak gue, ini saatnya gue masukin materi dengan sedikit ngasih nasehat. Setelah mereka diem gue mulai ngejelasin materi. Kadang ditengah-tengah pembelajaran berlangsung ada ajah yang ngobrol dan ribut sendiri, gue juga nggak tahu ngeributin apaan. Pokoknya ada ajah obrolannya. Tapi kalau gue suruh diem untungnya mereka sedikit nurut, itu pun dikit banget. Karena ada ajah siswa yang nyolot kalau dikasih tahu. Udah salah nyolot? Yah, begitulah. Kalau ajah di luar sekolahan udah gue ulek mukanya.

Diantara bising suara siswa yang ngobrol itu ada siswa yang doyan banget main tebak-tebakan.

“Seragam apa yang putih selain paskibra?”
“seragam…. Seragam sekolah!!” temennya nebak.
Sekelas ketawa..
“…..” gue masih mikir jawaban yang bener.
Tebakan macam apa itu -_-

source

Tebakannya kadang absurd dan mungkin susah buat di jawab, gue ajah yang IQnya 200 nggak bisa jawab.

source

Sebuah pembelajaran buat gue. Jadi guru ya, emang kayak gitu. Mesti sabar dan bisa mempengaruhi siswa, gue ngerasa gue harus jadi guru yang berpengaruh yang bisa mempengaruhi siswa dengan contoh-contoh yang baik. Nggak ada yang gampang, semuanya ada prosesnya. Dan inilah proses menjadi guru. Kecuali kita sendiri yang udah banyak persiapan sebelumnya. Malah kadang banyak persiapan pun bisa jadi berantakan kalau nggak siap mental.

Komentar

  1. hahaha, goodluck bapak guruuu!!
    tapi, masa iq lo 200 -____-

    BalasHapus
  2. Jadi guru emang mesti ekstra sabar ya ngeladenin murid-muridnya. Semangat terus mas! Hohoho.

    BalasHapus
  3. Yoi. Proses itu memang guru kita dalam hidup, ngasih pengalaman biar ngga ngulang kesalahan yang sama. :3

    BalasHapus

Posting Komentar

Terimakasih atas komen dan kunjungannya. Kalau ada kesempatan saya akan BW balik.